Selasa, Oktober 11, 2011

Khalid ibn al-Walid, Panglima Muslim yang Tak Terkalahkan

Khalid ibn Al-Walid adalah salah satu jenderal Arab yang sangat dikenal di awal penaklukan Islam Abad ke-7, tercatat akan kemampuan militernya dalam memimpin pasukan-pasukan Muhammad dan dua Khulafaur Rasyidin pertama, Abu Bakr dan Umar ibn Al-Khattab. Karena ia tidak terkalahkan dalam lebih dari seratus pertempurannya melawan Imperium Romawi Timur dan Imperium Persia, ia dihormati sebagai salah satu panglima militer terbaik sepanjang masa.

Ia lahir sekitar tahun 592 M di Makkah. Khalid terlahir sebagai anggota Bani Makhzum, salah satu klan yang berpengaruh di Makkah dan berperan sebagai andalan di bidang militer. Ketika Islam pertama kali tumbuh di Makkah, ia termasuk golongan mayoritas yang sangat memusuhi Muhammad dan para pengikutnya. Ketika umat Islam Makkah berhijrah ke Madinah, beberapa pertempuran besar berlangsung antara pasukan Makkah dan pasukan Madinah. Ia terlibat dalam Pertempuran Uhud dan Pertempuran Khandaq ‘Parit’.

Untuk pertama kalinya ia mempertunjukkan keahliannya dalam bertempur pada Pertempuran Uhud. Ia menjadi panglima pasukan kavaleri kuda Makkah. Dalam kondisi pasukan Makkah yang terdesak, Khalid mampu mengubah keadaan menjadi kemenangan Makkah.

Uhud(800)

Tahun 628 M, Perjanjian Hudaybiyah disepakati. Perjanjian ini adalah perjanjian gencatan senjata antara Makkah dan Madinah. Setelah perjanjian ini, Khalid masuk Islam. Tiga tahun sejak ia masuk Islam, untuk pertama kalinya ia bergabung dalam pasukan Islam dalam pertempuran yang cukup penting,

Pertempuran Mu’tah.

Dalam pertempuran ini, ia menjadi prajurit biasa bersama 3.000 pasukan Madinah lainnya menghadapi sekitar 100.000-200.000 pasukan Romawi Timur. Di tengah pertempuran yang berlangsung selama tujuh hari ini, ia ditunjuk untuk menjadi panglima karena tewasnya tiga panglima: Zayd bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib, dan Abdullah bin Rawahah. Dengan perannya ini, pasukan Madinah bisa bertahan selama tujuh hari.

Ia mengubah posisi pasukan sayap kanan ke sayap kiri dan begitu juga sebaliknya. Ia lalu membariskan seluruh pasukannya dalam barisan yang amat panjang untuk memberikan kesan jumlah pasukannya lebih banyak. Ia juga memerintahkan pasukannya untuk membuat debu dan pasir beterbangan lebih dari yang seharusnya. Strateginya berjalan cukup sukses dengan timbulnya kewas-wasan dalam hati pasukan Romawi karena mengira pasukan Madinah menerima bantuan. Efek ini muncul karena mereka harus berhadapan dengan wajah baru setiap harinya. Khalid lalu dengan lebih mudah agak mengorientasikan pasukannya untuk selalu mundur sedikit demi sedikit. Pasukan Romawi mengira hal ini adalah jebakan untuk membuat mereka masuk ke gurun pasir Arab yang “kejam”. Hari ketujuh, perang berakhir dengan mundurnya kedua belah pihak. Dalam pertempuran ini, Khalid mematahkan sembilan pedangnya yang menunjukkan betapa intensifnya pertempuran antar kedua belah pihak. Karena kepemimpinannya dalam pertempuran ini juga, ia dijuluki Saifullah ‘Pedang Allah’.

Perang Persia

Di masa Khalifah Abu Bakr, Khalid diutus memimpin 18.000 dalam Perang Islam-Persia. Perang ini diawali oleh Khalid dengan pengiriman surat kepada Hormuz, Gubernur Persia untuk Mesopotamia. Isi suratnya sangat terkenal seperti yang dicantumkan di bawah ini.
“Masuklah dalam Islam dan kalian akan selamat. Atau bayarlah jizyah, dan Kamu serta rakyatmu akan kami lindungi, jika tidak, Kamu akan menjadi bersalah atas konsekuensinya, karena saya akan datang kepada kalian dengan orang-orang yang mencintai kematian sebagaimana kalian mencintai kehidupan.”
Pertempuran pun harus dilakukan karena Persia tidak mau takluk begitu saja. Empat pertempuran pertama dimenangkan pasukan Kekhalifahan Islam: Pertempuran Rantai, Pertempuran Sungai, Pertempuran Walaja, dan Pertempuran Ullais. Khalid benar-benar memanfaatkan kelemahan pasukan Persia yang sangat lambat karena beratnya persenjataan dan baju perang mereka. Dalam Pertempuran Rantai, ia “mengerjai” pasukan Hormuz dengan membuat mereka bolak-balik antara Kota Uballa dan Kota Kazima beberapa kali. Akibatnya pasukan Persia kelelahan dan Khalid pun memenangkan pertempuran pertamanya melawan Hormuz. Satu bulan kemudian, Hirah, ibukota Mesopotamia, berhasil direbut dan dalam beberapa bulan berikutnya, seluruh Mesopotamia dikuasai oleh Kekhalifahan Islam.

Setelah tugasnya usai dalam tahap pertama penaklukan Persia, ia diutus untuk memimpin pasukan khalifah di front peperangan di barat, Perang Islam-Romawi Timur. Agustus-November 634 M, Umar ibn Al-Khattab menggantikan Abu Bakr sebagai khalifah dan mengeluarkan keputusan yang mengejutkan dengan menurunkan jabatan sepupunya, Khalid, sebagai panglima tertinggi dalam penaklukan Syams. Tidak ada reaksi negatif dari dirinya. Ia terus bertempur.

Perang Yarmuk

Damaskus yang merupakan benteng pertahanan Romawi di Syams (Syria) direbut oleh pasukan Islam tahun 634. Jatuhnya kota ini diikuti oleh takluknya hampir semua wilayah Syams yang dahulunya dikuasai oleh Romawi, kecuali daerah utara.

Tahun 635, Kaisar Romawi, Heraklius, akhirnya mengumpulkan seluruh tentaranya menuju ke Syams untuk menahan invasi Islam. Bulan Mei 636, terkumpullah sekitar 100.000 (perkiraan modern)-200.000 (sumber-sumber Islam) pasukan. Pasukan ini terdiri dari pasukan asli Romawi dan beberapa pasukan dari daerah-daerah kekuasaan Romawi: Slav, Frank, Georgia, Armenia, dan Arab Kristen.

Pasukan ini dibagi dalam 5 legiun dengan panglima utama adalah Mahan, Raja Armenia (raja bawahan dari Heraklius). Pasukan Armenia juga langsung ia komando. Sedangkan Qanatir, Pangeran Slav, menjadi panglima bawahan yang memimpin pasukan Slav. Jabla bin al-Eiham, Raja Arab Ghassanid, memimpin pasukan Arab Kristen. Sisanya pasukan asli Romawi dikomando oleh Gregory dan Dairjan.

Pada saat yang sama, seluruh pasukan Islam terbagi di empat penjuru Syams: pasukan Amr ibn al-’Ash di Palestina, pasukan Shurahbil di Yordania, pasukan Yazid ibn Abu Sufyan di Caesarea dan pasukan Panglima Utama Abu Ubaydah ibn al-Jarrah yang bersama Khalid ibn al-Walid di Emesa. Mengetahui hal ini, Heraklius berstrategi untuk menghancurkan pasukan Islam satu per satu.

Sayangnya berita ini dibocorkan oleh salah satu tawanan perang yang ditahan oleh pasukan Khalid. Khalid pun menyarankan agar seluruh pasukan Islam di utara segera ditarik kembali untuk berkumpul. Usulan ini disetujui dalam rapat militer dan seluruh pasukan yang tersebar berkumpul di Dataran Yarmuk. Seluruh pasukan Islam mengembalikan masing-masing jizyah yang telah dipungut ke masing-masing daerah karena pasukan Islam tidak bisa melindungi penduduk kota-kota yang telah direbutnya untuk sementara waktu.

Akhirnya kedua pasukan berhadapan di Dataran Yarmuk. Pasukan Islam mendapat pasukan bantuan dari Yaman sekitar 6.000 orang sehingga jumlah mereka menjadi sekitar 40.000.

Susunan Pasukan

Mahan memosisikan empat pasukan regulernya dalam satu barisan. Sayap kanan dipimpin Gregory dengan kaki semua pasukan dirantai berhubungan karena mereka bersumpah tidak akan lari dari pertempuran. Rantai ini juga dapat menahan tusukan dari pasukan kavaleri musuh. Pasukan Qanatir berada di sayap kiri. Di tengah, pasukan Dairjan dan pasukan Armenia bersebelahan dengan dipimpin Dairjan. Empat kavaleri ditempatkan di belakang masing-masing pasukan infantri. Di garis depan, sekitar 21 km di depan garis reguler, pasukan Jabla bin al-Eiham yang berkuda dan berunta ditempatkan.

Di pihak muslim, Khalid ibn al-Walid diamanahkan untuk memimpin keseluruhan pasukan oleh Abu Ubaydah. Khalid mereorganisasi pasukan dalam 36 resimen infantri dan 4 resimen kavaleri. Pasukan kavalerinya dapat digunakan dengan mobilitas tinggi karena tidak terikat pada sejumlah kecil resimen infantri. Pasukannya membentang sejauh 18 km. Pasukan kiri tengah dipimpin Abu Ubaydah ibn al-Jarrah dan Shurahbil bin Hassana memimpin kanan tengah. Sayap kiri dipimpin Yazid dan sayap kanan di bawah Amr ibn al-’Ash.
Dalam sebulan, pasukan Jabla hanya mencoba kekuatan pasukan Islam. Baru kemudian perang intensif terjadi.

Hari pertama sampai hari ketiga, Romawi memegang kendali penyerangan. Namun usaha mereka tidak efektif karena Khalid selalu melakukan serangan balik setiap menjelang sore ketika pasukan musuh kelelahan. Posisi pasukan tidak banyak berubah dalam beberapa hari tersebut.

Pada hari keempat, serangan lebih gencar dilakukan dan Romawi sedikit lebih berhasil menghancurkan sayap kiri pasukan Islam. Beruntung Ikrimah bin Abu Jahl bersama 400 orang bersumpah untuk bertempur sampai mati pada sore harinya sehingga pasukan Islam sedikit terselamatkan.

Hari kelima, terjadi kejadian mengejutkan. Pasukan Romawi menawarkan perjanjian gencatan senjata. Melihat ini sebagai turunnya moral lawan, Khalid menolaknya.

Akhirnya pada hari keenam, Khalid membalas melakukan serangan agresif. Semua gambar berikut ini terjadi pada hari keenam Pertempuran Yarmuk. Khalid baru menerapkan strategi menyerang pada hari ini karena telah mengetahui kendornya moral lawan.

Hasil Akhir

Segera setelah pertempuran ini berakhir, Khalid ibn al-Walid dan kavalerinya bergerak ke utara mengejar pasukan Romawi yang kabur; Ia berhasil menemukan mereka di Damaskus. Khalid kemudian masuk ke Damaskus di mana ia justru disambut oleh warganya. Ketika kabar kekalahan ini sampai ke telinga Kaisar Heraklius di Antiokia, dia akhirnya mengucapkan selamat tinggal pada Syams, “Selamat tinggal Syams, provinsi terbaikku. Sekarang engkau adalah musuh.”

Heraklius kemudian pulang ke Konstantinopel dan lebih berfokus untuk mempertahankan Mesir. Namun usahanya ini pun gagal karena beberapa tahun kemudian, Amr bin al-’Ash, seorang panglima veteran Yarmuk, berhasil merebut Mesir.

Evaluasi

Pertempuran Yarmuk adalah sebuah contoh dari sejarah militer di mana sebuah pasukan yang inferior mampu menang dengan kemauan, keberanian, dan kepandaian taktik untuk mengalahkan pasukan yang lebih superior.

.Kesalahan utama pasukan Romawi adalah membiarkan musuh mereka memilih medan pertempuran. Khalid yang mengetahui bahwa ia harus menghadapi pasukan yang jauh lebih superior dalam jumlah dan persenjataan, harus bertahan dalam empat hari pertama karena keterbatasan tentaranya. Ketika ia memutuskan untuk menyerang pada hari akhir pertempuran, ia menampilkan kualitasnya sebagai panglima perang yang tidak pernah ditunjukkan oleh panglima-panglima Romawi. Bahkan dengan sangat yakinnya ia dengan rencana penyerangan di hari terakhir, malam sebelumnya ia telah mempersiapkan pasukan kavalerinya untuk menutup jalur pelarian lawan jika menang pada keesokan harinya.

Khalid ibn al-Walid adalah salah satu panglima pasukan kavaleri terbaik sepanjang masa, dan pemanfaatannya pada pasukan kavalerinya menunjukkan begitu baik pemahamannya pada potensi dari kavaleri kuda. Sedangkan Mahan dan panglima-panglima bawahannya tidak pernah menggunakan kavalerinya secara efektif, bahkan dalam enam hari itu, pasukan ini statis berada di belakang infantri.

Pemecatan Khalid oleh Umar

Umar sekali lagi mengeluarkan kebijakan yang mengejutkan dengan memberhentikan Khalid secara total dari pasukan. Khalid dianggap terlalu berlebihan dengan memberikan ganjaran 10.000 Dirham untuk seorang penyair yang memuji dirinya. Ini dianggap sebuah pemborosan. Tahun 638 M, Khalid pun kembali ke Madinah dan secara normal agak memprotes pemberhentiannya. Namun pada akhirnya, Khalid ibn Al-Walid tetap setia pada pemimpin dan agamanya. Ia menerima keputusan pemberhentiannya.
Demi Allah, jika Kamu menunjuk seorang anak kecil untuk memimpinku, aku akan menaatinya. Bagaimana mungkin aku tidak menaatimu ketika derajat ke-Islamanmu jauh lebih daripada aku dan Kamu telah dijuluki sebagai “yang Dipercaya oleh Nabi”? Aku tidak akan pernah mencapai status itu. Aku umumkan di sini dan sekarang bahwa aku telah mendedikasikan diriku menuju jalan Allah yang Maha Tinggi. Khalid mengatakan ini pada Abu Ubaydah setelah dibebastugaskan dari jabatannya oleh Umar tanpa diberitahukan alasannya.
Satu hal yang mungkin tidak bisa dimiliki oleh panglima perang lainnya adalah sifatnya yang jauh dari keangkuhan dan penuh kemurnian tujuan. Hal ini ditunjukkannya ketika menerima dengan penuh kelapangan dada kebijakan khalifahnya yang menurunkan jabatannya dan bahkan memberhentikannya dari pasukan. Sungguh sangat mungkin baginya memberontak pada khalifah karena pasukannya yang sangat mencintai diri jenderalnya. Ia hanya berkata,
“Saya tidak berperang untuk Umar.”

Bahkan yang menjadi kekesalannya ketika diberhentikan bukanlah kekesalannya yang harus kehilangan jabatan, tetapi kekesalan karena tidak bisa lagi berperang membela agamanya dan mencapai cita-citanya untuk mati di medan perang.

Khalifah Umar yang besar, memecat Khalid dari kedudukannya sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Perang Islam, sama sekali bukan karena dengki. Dia terlalu baik untuk dihubung-hubungkan dengan kedengkian semacam itu. Sir William Muir bahkan menulis: “Pemimpin militer harus juga memberi tempat bagi pejabat sipil untuk naik, pedang kepada pena, dan Khalid kepada Abu Ubaidah. Sama sekali tidak ada maksud-maksud tersembunyi yang telah mendorong Umar untuk mengganti Khalid dengan Abu Ubaidah. Juga sama sekali tidak ada kebencian pribadi yang mempengaruhinya. Umar terlalu besar untuk berbuat sekerdil itu.’ (Kekhalifahan-Kebangkitan, Kemunduran dan Kejatuhannya). Umar bahkan mencoba menghilangkan kesalahpahaman yang terjadi di kalangan masyarakat tentang pemecatan Khalid bin Walid. Beliau menyebar pengumuman resmi ke berbagai provinsi membantah isu-isu yang beredar bahwa beliau memecat Khalid karena kesalahannya. Ia menjelaskan pemecatan itu semata-mata karena masyarakat mulai lebih percaya kepada Khalid daripada percaya kepada Allah SWT….

Wafatnya Khalid

Khalid menjalani sisa kehidupannya di Kota Emesa, Syams. Ia wafat pada tahun 642 M dalam usia 50 tahun. Salah satu kalimat terakhirnya adalah sebagai berikut.

“… Dan di sini aku mati di atas tempat tidurku seperti domba yang mati. Mudah-mudahan mata orang-orang pengecut tidak akan pernah tidur!”

Pernyataannya ini menunjukkan kekecewaannya karena tidak bisa mencapai kematian di medan pertempuran yang merupakan dambaannya. Kuburannya sekarang menjadi bagian dari Masjid Khalid ibn Al-Walid.
 
khalid bin walid mosque1

Begitu mendengar kematian Khalid, Khalifah Umar berseru, “Kepergian Khalid telah meninggalkan kekosongan yang tak dapat diisi dalam Islam.”

Persamaan dan perbedaan Khalid bin Walid dengan Alexander

Kepiawaian dan teknik dari Khalid bin Walid sering disamakan dengan Alexander the Great yang juga panglima besar pada jamannya. Tapi jika dilihat lebih dalam, ada perbedaan yang membedakannya dengan Alexander.

Persamaan Khalid ibn al-Walid dengan Alexander the Great
1. Memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam menyusun taktik pertempuran
2. Sangat mengandalkan kecepatan pasukannya. Mobilitas pasukan mereka rata-rata lebih cepat 1,5 kali pasukan reguler lainnya.
3. Memimpin pasukan kavaleri dan sangat memahami kelebihan yang dimiliki oleh resimen kavaleri
4. Sangat dicintai oleh pasukannya
5. Diterima dengan baik oleh warga kota-kota yang mereka taklukkan karena ketinggian toleransi yang mereka berikan
6. Orientasi penaklukannya adalah menciptakan negara yang memiliki rakyat yang memiliki banyak perbedaan, tetapi saling bertoleransi dengan perbedaannya itu
7. Cita-cita mereka berdua tidak tercapai. Alexander wafat sebelum ia belum sempat memimpin langsung negara besarnya dan ia pun tidak sempat mewariskan nilai-nilai toleransi pada penggantinya. Sedangkan Khalid wafat dan gagal mencapai cita-citanya untuk mati di medan pertempuran

Perbedaan
1. Alexander selalu menjadi pemimpin pasukan sekaligus pemimpin negara, sedangkan Khalid hanya pemimpin pasukan, bahkan diturunkan jabatannya oleh khalifahnya karena khalifahnya tidak ingin ia larut dalam keangkuhan.
2. Alexander cenderung tenggelam dalam kebanggaan diri pada kehebatan penaklukannya. Ini terlihat ketika ia memproklamasikan dirinya sebagai dewa di Mesir. Sedangkan Khalid justru tidak menunjukkan kebanggaan berlebihan pada kemampuannya, terbukti ketika jabatannya diturunkan atau ketika ia dipecat, determinasinya semakin tinggi
3. Hampir semua pertempuran menentukan dihadapi oleh Khalid melawan jumlah pasukan yang lebih besar, sedangkan Alexander hanya beberapa kali saja harus mengahadapi kekuatan pasukan musuh yang lebih besar dari pasukannya.

Ucapan-Ucapan Khalid bin Walid
Ucapan-ucapan Khalid
• Apakah kamu melihat sebuah ruang sebesar tangan di kaki, dada, dan lenganku yang tidak tertutupi oleh goresan-goresan akibat luka sabetan pedang, tusukan panah, atau tusukan tombak?
==> Khalid mengatakan ini pada seorang temannya beberapa hari sebelum ia wafat, empat tahun setelah pemberhentiannya dari pasukan.
 
• Jika kamu berada di awan, Allah akan mengangkat kami kepadamu atau menurunkan kamu kepada kami untuk berperang.
==> Khalid mengatakan ini pada pasukan Romawi ketika mereka mundur dari medan pertempuran Kota Chalcis yang berbenteng.
 
• Ketika aku berada di medan pertempuran, Aku lebih menyukainya daripada ketika aku berada di rumahku.
• Malam yang hujan ketika aku berdiri menggunakan baju zirah dengan pedang dan perisai di tanganku dan melihat lagi dan lagi ke arah timur, menunggu matahari terbit agar aku bisa memulai pertempuran.
==> Khalid mengatakan ini setelah diberhentikan dari pasukan oleh Khalifah Umar pada 638 M.
 
• Masuklah ke dalam Islam dan Kamu akan selamat. Atau bayarlah jizyah, dan Kamu dan kaummu akan kami lindingi, jika tidak, Kamu hanya akan mendapatkan dirimu bersalah atas konseuensinya, karena aku aka membawa kepadamu pasukan yang mencintai kematian seperti kamu mencintai kehidupan.
==> Surat ini ditulis oleh Khalid kepada Gubernur Persia untuk wilayah Mesopotamia sebelum menyerbunya.
 
• Ketika Allah memutuskan suatu permasalahan, itu pasti terjadi.
• Aku telah mendedikasikan hidupku menuju jalan Allah yang Maha Tinggi.
• Manusia mengharapkan sesuatu, tetapi Allah bermaksud melakukan yang lain.
• Bumi menghancurkan orang-orang bodoh, tetapi kepandaian menghancurkan bumi.
• Jika kamu jujur, kamu akan bertahan. Jika kamu berbohong, kamu akan musnah.
• Aku adalah bangsawan petarung, aku adalah Pedang Allah, aku Khalid ibn Al-Walid.
==> Ini adalah kalimat-kalimat terkenal yang biasa diucapkan Khalid di medan pertempuran.
 
• Aku adalah anak dari banyak kepala suku. Pedangku tajam dan mengerikan. Pedang ini adalah benda terkuat ketika periuk pertempuran telah mendidih dengan dahsyat. Aku adalah pilar Islam! Aku adalah Sahabat Nabi! Aku bangsawan petarung, Khalid ibn al-Walid!
• Aku akan memberimu tiga hari, jika gerbang-gerbang tidak dibuka dalam masa tersebut, aku akan menyerang. Dan nanti tidak akan ada lagi kesempatan seperti ini.
• Aku adalah anak al-Walid! Ada yang ingin berduel?
• Demi imanku, air ini akan pergi ke sisi pasukan yang tabah dan lebih pantas mendapatkannya.
==> Khalid mengatakan ini pada sebelum Pertempuran Walaj yang menentukan, ketika pasukan Islam kehabisan air.
 
• Oh Tuhan! Jika Engkau memberi kami kemenangan, Aku tidak akan melihat satu pun petarung musuh yang hidup sampai sungai mereka mengalir bersama darah mereka!
==> Khalid mengatakan ini pada saat Pertempuran Ullais yang juga dikenal dengan sebutan Pertempuran Sungai Darah.
 
• Pada Pertempuran Mu’tah, aku mematahkan sembilan pedangku. Tetapi aku tidak pernah menemui musuh seperti orang-orang Persia. Dan di antara orang-orang Persia, aku tidak pernah bertemu dengan musuh seperti pasukan dalam Pertempuran Ullais.
==> Khalid mengucapkan ini sebagai penghormatannya pada prajurit-prajurit Persia yang sangat berani dalam Pertempuran Ullais yang berdarah.
 
• Tunggulah sebentar; akan datang kepadamu gunung-gunung yang membawa singa-singa dengan baju baja mengkilap, batalion yang diikuti oleh batalion-batalion lainnya.
==> Surat ini ditulis kepada Ayaz bin Ghanam yang meminta pasukan bantuan ketika mereka bertempur dengan beberapa suku Arab pemberontak di utara Arab.
 
• Aku tahu bahwa orang-orang ini tidak tahu apa-apa tentang perang.
==> Khalid berkata tentang orang-orang Persia dan Arab Kristen yang baru direkrut oleh pasukan Persia setelah Khalid menganalisis pengepungan An al Tamar di Iraq.
 
• Kita akan mengambil rute ini; jangan biarkan ketetapan hati kalian melemah. Ketahuilah bahwa pertolongan Allah datang sesuai dengan keinginanmu. Jangan ada yang ditakutkan oleh orang-orang Islam selama mereka mendapat pertolongan Allah.
==> Khalid mengatakan ini pada salah satu panglima bawahannya yang mencoba menghentikannya untuk mengambil rute jalan berbahaya menuju ke Syams dari Iraq melewati Gurun Syams. Panglima itu berkata, ”Kamu tidak bisa mengambil rute inidengan sebuah pasukan. Demi Allah, bahkan seorang yang melakukan perjalanan seorang diri akan mencobanya dengan mengetahui resiko bagi kehidupannya. Perjalanan itu akan membutuhkan lima hari yang penuh kesulitan yang ekstrem tanpa satu tetes pun air dan bahaya tersesat di gurun setiap saat.”
 
• Jika bukan demi kepentingan mematuhi perintah dari khalifah, aku tidak akan pernah menerima perintah ini. Kamu jauh lebih tinggi dariku dalam Islam. Aku adalah Sahabat Nabi, tetapi kamu adalah seseorang yang dipanggil Rasulullah “yang dipercaya oleh bangsa ini”.
==> Khalid mengatakannya kepada Abu Ubaydah ibn al-Jarrah ketika Khalid mendapat perintah untuk mengambil alih pimpinan seluruh pasukan di Syams, dan sebagai jawaban dari Abu Ubaydah, “Aku telah menerima surat dari Abu Bakr yang menunjukmu sebagai panglima bagiku dengan senang hati. Tidak ada kebencian dalam hatiku, karena aku tahu kemampuanmu dalam masalah perang.”
 
• Ambillah ini sebagai hadiah, tidak perlu membayar uang tebusan.
==> Khalid mengatakan ini ketika menyerahkan putri dari Kaisar Heraklius yang tertangkap dalam Pertempuran Marajul Debaj. Dalam pertempuran ini, Thomas, suami putri Heraklius itu tewas dalam duelnya melawan Khalid.
Heraklius menulis surat balasan pada Khalid,
“Aku telah mengetahui apa yang telah Kau lakukan pada tentaraku. Kamu telah membunuh menantuku dan menawan putriku. Engkau telah menang dan pergi dengan selamat. Sekarang aku meminta anakku kembali. Dan Kau pun mengembalikannya kepadaku sebagai hadiah tanpa pembayaran atau tebusan apapun, kehormatan adalah bagian yang sangat kuat dalam karaktermu.”
 
• Pujian bagi Allah yang telah menetapkan kematian atas Abu Bakr, yang lebih menyukaiku daripada Umar. Pujian untuk Allah yang telah memberikan kekuasaan pada Umar yang kurang menyukaiku daripada Abu Bakr, dan memaksaku untuk menyukainya.
==> Khalid mengatakan ini beberapa saat sebelum ia wafat. Abu Bakr mengangkatnya sebagai panglima utama pasukan dan Khalifah Umar memberhentikannya dari pasukan. Walaupun hubungan antar saudara sepupu, Khalid dan Umar, selalu menyisakan sangat sedikit kehangatan, tetapi kepemimpinan Umar yang luar biasa dan adil membuat Khalid kagum, ia pada saat wafatnya mewariskan seluruh hartanya kepada Umar dan menjadikannya sebagai wali bagi surat wasiat warisannya atas tanah dan harta bendanya.
 
• Semoga Allah memberi ampunan pada Abu Bakr! Jika ia masih hidup, aku tidak akan dibebastugaskan dari jabatan.
==> Khalid mengatakan ini saat Abu Bakr wafat dan penggantinya, Umar, mengganti Khalid dengan Abu Ubaydah, panglima utama yang baru.
 
• Jika Abu Bakr wafat dan Umar menjadi Khalifah, kami mendengar dan menaatinya.
==> Khalid mengatakan ini setelah wafatnya Abu Bakr.
 
• Demi Allah, jika Kamu menunjuk seorang anak kecil untuk memimpinku, aku akan menaatinya. Bagaimana mungkin aku tidak menaatimu ketika derajat ke-Islamanmu jauh lebih daripada aku dan Kamu telah dijuluki sebagai “yang Dipercaya oleh Nabi”? Aku tidak akan pernah mencapai status itu. Aku umumkan di sini dan sekarang bahwa aku telah mendedikasikan diriku menuju jalan Allah yang Maha Tinggi.
==> Khalid mengatakan ini pada Abu Ubaydah setelah dibebastugaskan dari jabatannya oleh Umar tanpa diberitahukan alasannya.
 
• Orang-orang Romawi ini adalah yang paling berani di antara orang-orang Romawi yang pernah kutemui.
==> Khalid memberi penghargaan pada prajurit Romawi yang ia kalahkan dalam Pertempuran Emesa.
 
• Betapa sedikitnya pasukan Romawi dan betapa banyaknya jumlah kita! Kekuatan sebuah pasukan tidak dinilai dari jumlahnya, tetapi dinilai dari pertolongan Allah padanya, dan kelemahan pasukan ada pada saat Allah meninggalkannya.
==> Khalid mengatakan ini pada salah satu prajuritnya di Pertempuran Yarmuk. Prajurit itu sebelumnya berkata, “Betapa banyaknya jumlah pasukan Romawi dan betapa sedikitnya jumlah kita.”
 
• Aku memprotes sebagai sebagai seorang muslim atas apa yang teah Engkau putuskan. Demi Allah, Engkau telah tidak adil padaku, wahai Umar!
==> Khalid mengatakan ini pada Khalifah Umar yang memberhentikannya dari ketentaraan tahun 638.
• Umar menunjukku untuk Syams sampai ia berubah menjadi gandum dan madu; kemudian ia memberhentikanku!
==> Khalid mengatakannya pada istrinya setelah diberhentikan.
 
• Dan di sinilah aku, mati di atas tempat tidur, seperti domba mati. Semoga mata para pengecut tidak akan pernah tidur.
==> Kata-kata terakhir dari Khalid.

http://nabilmufti.wordpress.com/2010/02/23/khalid-ibn-al-walid-panglima-muslim-yang-tak-terkalahkan/

Tidak ada komentar: