Kamis, Desember 08, 2011

Hayya Alas Shalat (Subuh kesiangan Isya' Ketiduran)


Subuh kesiangan, Zuhur kerepotan, Ashar diperjalanan, Maghrib kecapekan, Isya ketiduran. Begitulah potret umat Islam dewasa ini. Tiada hari tanpa shalat. Padahal, sabda Rasulullah SAW, shalat adalah batas antara kufur dan Islam. Tidakkah kita merasa takut dengan ancaman Allah SWT terhadap hamba-Nya yang mengaku muslim, tapi sengaja meninggalkan dan melalaikan shalat?
Mengutip sebuah kitab “At-Targhiib wat-Tarhiib,” Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang panjang “Barangsiapa yang memelihara shalat, maka Allah SWT akan memuliakan orang tersebut dengan lima perkara, yaitu: Allah akan menghilangkan darinya kesempitan hidup, menjauhkan dari siksa neraka, akan memberikan buku catatan amalnya dengan tangan kanannya, tanda bahwa ia dapat masuk surga, orang tersebut  akan melalui jembatan shirathal mustaqim secepat kilat, dan orang tersebut akan memasuki surga tanpa hisab.”
Dan sabda Rasulullah SAW “Barang siapa yang memandang enteng shalat, maka Allah SWT akan menyiksanya dengan lima belas macam siksaan, yaitu enam macam ketika di dunia, tiga macam ketika ajal menjemput, tiga macam ketika berada di alam kubur, dan tiga macam ketika menemui Tuhannya.”
Ada pun siksa ketika di dunia, meliputi: dicabut keberkahan dari umurnya, dihapus tanda-tanda orang-orang saleh dari wajahnya, semua amalnya tidak akan diberi pahala oleh Allah SWT, doanya tidak akan dinaikkan ke langit, dan tidak akan mendapatkan bagian dari doanya orang-orang yang shaleh. Sedangkan siksa ketika ajal menjemput: ia mati sebagai manusia yang hina, mati dalam haus dan lapar.
Dan siksa ketika berada di alam barzah (kubur):  Allah SWT akan menyempitkan kuburannya, sehingga bercerai-berailah tulang-belulangnya; dinyalakan api dalam kuburannya dan ia membolak-balikkan tubuhnya di atas api itu siang dan malam; diperintahkan selama ia dalam kuburnya itu, seekor ular yang bernama Syuja’ berkepala plontos datang menghampiri seraya memukulinya, sebab telah menyia-nyiakan shalatnya. Ular tersebut menyiksanya selama waktu shalat yang ditinggalkannya.
Selanjutnya, siksa ketika menemui Tuhannya ialah apabila langit sudah terbelah, maka malaikat akan mendatanginya dan di tangan malaikat tersebut ada sebuah rantai yang panjangnya 70 hasta, lalu rantai itu dikalungkan ke lehernya, kemudian dimasukkan ke mulutnya dan dikeluarkan lewat duburnya. Lantas malaikat itu berseru “Inilah balasan bagi orang-oarang yang menyia-nyiakan shalat.” Ibnu Abbas ra berkata “Andaikata selobang dari mata rantai itu jatuh ke bumi, maka pastilah bumi akan terbakar.” Lalu apa lagi? Allah SWT tidak akan melihat orang yang meninggalkan shalat, dan Allah SWT tidak akan menyucikannya dan baginya ada azab yang amat pedih.
Diriwayatkan, bahwa orang yang menjadi gelap wajahnya pada hari kiamat adalah orang-orang yang meninggalkan shalat. Dan bahwa di neraka Jahannam ada sebuah jurang yang dinamakan Jurang Lamlam, di dalamnya terdapat banyak ular berukuran besar, yang setiap ular tersebut sekeras leher unta, sedang panjangnya adalah sejauh perjalanan sebulan. Ular tersebut akan memagut orang yang meninggalkan shalat, kemudian mendidihlah racunnya dalam tubuh orang tersebut selama 70 tahun, kemudian rontoklah dagingnya.
Dilaknat Malaikat
Dalam sebuah hadits yang panjang diceritakan bahwasanya Malaikat Jibril turun kepada Nabi Muhammad SAW dan berkata “Hai Rasulullah, Allah SWT tidak akan menerima amal orang yang meninggalkan shalat, yaitu puasanya, shadaqahnya, hajinya, zakatnya, dan amalnya yang lain.” Selanjutnya, orang yang meninggalkan shalatnya, dilaknat dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al Qur’an. Orang yang meninggalkan shalat itu turun atasnya setiap hari dan malam seribu kutukan dan seribu kemurkaan. Para malaikat mengutuknya dari atas langit yang ketujuh, seraya berkata “Ya Utusan Allah, oaring yang meninggalkan shalat itu tidak akan mendapatkan syafaat darimu dan dia bukanlah golongan dari umatmu.”
Lanjut Malaikat Jibril “Ya Rasulullah! Orang yang meninggalkan shalat itu akan dilipatgandakan baginya azab dua kali lipat dan dia akan dating pada hari kiamat dengan kedua tangannya terbelenggu hingga lehernya, dan para malaikat memukulinya serta dibukakan baginya pintu Jahannam, maka ia akan masuk lewat pintunya bagaikan anak panah yang melesat cepat, jatuh dengan kepala menghadap ke bawah untuk dikumpulkan bersama Qarun dan Haman di keraknya neraka.”
Orang yang meninggalkan shalat apabila diangkat sesuap makanan ke mulutnya, maka makanan itu akan berkata padanya “Semoga Allah SWT mengutuk Kamu, hai musuh Allah SWT. Kamu makan rezki dari Allah SWT tetapi Kamu tidak mensyukurinya dengan menunaikan kewajiban shalat.”
Orang yang meninggalkan shalat itu pakaiannya ingin melepaskan diri darinya dan berkata “Andaikata Tuhanku tidak memerintahkan kepadaku untuk membungkus tubuhmu, niscaya aku akan lari darimu.” 
Orang yang meninggalkan shalat, apabila keluar rumah, maka rumahnya akan berkata “Semoga Allah SWT tidak menyertaimu dalam perjalananmu dan tidak memberi ganti untukmu sepeninggalanmudan tidak mengembalikan Kamu kepada keluargamu dalam keadaan selamat.”
Orang yang meninggalkan shalat itu dikutuk selama hidupnya dan sesudah matinya. Orang yang meninggalkan shalat itu mati sebagai orang Yahudi dan dibangkitkan sebagai orang Nasrani. Itulah akibat orang yang meninggalkan shalat. Tidakkah kita merasa takut dengan ancaman Allah SWT? Atau kita malah tenang-tenang saja.
Bukankah Rasulullah SAW bersabda “Islam didirikan atas lima sendi, mengaku bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, dan mendirikan shalat, , mengeluarkan zakat, mengerjakan haji, dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Bahkan dengan tegas Rasulullah SAW bersabda, “Batas antara keimanan seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Ibnu Majah). “Barangsiapa yang meninggalkan shalat shalat dengan sengaja, maka sungguh-sungguh ia telah kafir.” (HR. Thabrani). Jadi menegakkan agama atau tidaknya, dan masuk surga atau tidaknya seseorang ditentukan oleh apakah ia melaksanakan perintah shalat atau tidak.
Lewat shalat pula, seseorang akan ditentukan masuk surga atau neraka. Kalau ia shalat, ia akan masuk surga, tetapi kalau ia tidak shalat, ia akan masuk neraka, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW “Barangsiapa yang memeliharanya (shalat), maka ia akan memperoleh cahaya, bukti keterangan dan kebebasan di hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak memeliharanya, maka ia tidak akan memperoleh cahaya, dan di hari kiamat ia akan bersama Qarun, fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, Thabrani dan Ibnu Majah)
Ketahuilah, yang mula-mula dihisab (dihitung) dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya, maka jika shalatnya diterima, diterimalah seluruh amalnya, tetapi jika shalatnya ditolak, maka tertolaklah seluruh amalnya. (HR Thabrani). Sewaktu penghuni neraka ditanya, apakah yang menyebabkan kamu masuk neraka, mereka menjawab : karena kami tidak shalat (QS Al-Mudatstsir : 42 – 43).
Kata Nabi Muhammad SAW, shalat adalah tiang agama. “Barangsiapa mendirikan shalat, berarti ia telah mendirikan agama, dan barangsiapa yang tidak mendirikan shalat berarti ia telah merobohkan agama.” (HR. Baihaqi). Dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga menegaskan “Sesungguhnya shalat itu mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS Al-Ankabuut: 45)
Bagi orang-orang yang beriman, melaksanakan shalat adalah untuk memenuhi janji mereka kepada Allah SWT; untuk memelihara martabat manusia; untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ingatlah peringatan Allah SWT “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya adalah kehidupan yang sempit dan gelisah.” (QS. Thaha : 124).
Sepotong kayu daunnya rimbun, lebat bunga serta buahnya. Walaupun hidup seribu tahun, kalau tak shalat apa gunanya. Karena itu Saudaraku, belum ada kata terlambat untuk mendirikan shalat. Maka shalatlah sebelum dishalatkan. Dan, jangan pernah ada sesal dikemudian hari.



Tidak ada komentar: