Perjalanan Ruh
“Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
didalam kehidupan di dunia dan di akherat, dan Allah menyesatkan
orang-orang yang zhalim dan berbuat apa yang Dia kehendaki.” (Qs.
Ibrahim : 27)
Imam al-Bukhari telah meriwayatkan dari al-Bara’
bin ‘Azib radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda:
“Apabila seorang muslim ditanya didalam kubur
nanti, maka ia bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak di
ibadahi (dengan benar) kecuali Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah
utusan Allah. Maka itulah firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
didalam kehidupan didunia dan diakherat.”
(HR. Al-Bukhari no.
4699. Fathul Baari VIII/229). Diriwayatkan pula oleh Muslim no. 2871,
Abu Daud no. 4750, dan at-Tirmidzi no. 3120)
Dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari al-Bara’ bin ‘Azib, ia berkata:
“Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
untuk menghadiri pemakaman seorang laki-laki dari al-Anshar. Setelah
tiba dikuburan, dan mayat belum dimasukkan ke liang lahat, Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam duduk, dan kamipun duduk disekitarnya.
Seakan-akan diataskepala kami ada burung (yakni, begitu hening dan
terdiam karena menghormati keberadaan beliau). Sambil memegang sebilah
ranting Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menggores-gores tanah
dengan ujungnya (seperti orang yang sedang serius berfikir –pent), tak
lama kemudian tak lama kemudia Beliau mengangkat kepala seraya berkata:
“Berlindunglah kepada Allah dari siksa kubur.” –Beliau mengucapkannya
dua/tiga kali-, lalu Beliau bersabda:
“Sesungguhnya apabila
seorang hamba yang beriman akan pergi meninggalkan dunia menuju negeri
akherat, maka turunlah dari langit beberapa Malaikat berwajah putih
bagai matahari kepadanya membawa kain kafan dan hanuut (ramuan/obat yang
diisikan pada mayat agar tidak rusak) dari Surga. Hingga duduk
didekatnya, sedang jumlah mereka sejauh mata memandang. Kemudian
datanglah Malaikat maut lalu duduk disamping kepalanya. Malaikat maut
berkata, “Wahai jiwa yang baik keluarlah menuju ampunan dan keridhaan
Allah.” Maka keluarlah ruh orang beriman itu bagai tetes air yang keluar
dari mulut wadah air (dari kulit) dan disambut oleh Malaikat maut.
Seketika itu pula para Malaikat yang ada didekatnya, langsung mengambil
dan meletakan ruhnya kedalam kafan dan hanuut tersebut dengan
menebarkan semerbak kesturi yang paling wangi diseluruh penjuru dunia.
Kemudian mereka naik membawanya. Setiap melewati sekelompok malaikat
mereka bertanya, “Siapakah ruh yang sangat wangi ini?” Maka para
malaikat yang menggiringnya pun menyebutkan nama orang beriman itu
dengan nama yang paling baik yang pernah diberikan oleh manusia semasa
ia masih hidup.
Setibanya dilangit yang pertama, malaikat yang
menggiring meminta dibukakan pintu. Lalu dibukakan untuknya, kemudian
secara bersama-sama mereka mengantarkannya kelangit berikutnya, hingga
ruh tersebut tiba dilangit ketujuh. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Tulislah catatan hidup hamba-Ku ini didalam surga Illiyyiin (tempat
yang paling tinggi), lalu kembalikanl;ah ia kebumi. Karena sesungguhnya
Aku telah menciptakan mereka (manusia) dari tanah dan akan
mengembalikannya ketanah. Setelah itu Aku akan mngeluarkannya kembali
dari tanah kembali untuk kedua kalinya.”
Setelah ruh itu
dikembalikan lagi kedalam jasadnya, datanglah dua malaikat. Kedua
malaikat itu mendudukannya seraya bertanya, “Siapa Rabb-mu?”
“Allah adalah Rabb-ku” jawab orang beriman itu.
Dua malaikat bertanya, “Apa agamamu?”
“Islam agamaku,” jawabnya.
Dua malaikat bertanya lagi, “Siapakah laki-laki yang diutus kepadamu?”
“Dia adalah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam’” sahutnya.
Dua malaikat bertanya, “Dari mana kamu mengenalinya?”.
“Aku telah membaca kitab Allah lalu aku beriman dan membenarkannya.” Jawabnya.
Maka terdengarlah seruan dari langit; “Sungguh telah benar hamba-Ku,
siapkanlah untuknya permadani dari surga, berikanlah ia pakaian dari
surga dan bukakanlah untuknya pintu menuju surga.”
Lalu angin
dan harum surga mendatanginya, datang dari pintu itu. Kemudian kuburnya
diluaskan seluas mata memandang. Dan tak lama kemudian, datanglah
seorang laki-laki tampan berpakaian indah, menebarkan wangi semerbak. Ia
berkata, “Bergembiralah dengan orang yang akan membuatmu senang, inilah
harimu yang dahulu dijanjikan untukmu.” “Siapakah kamu, wajahmu seperti
membawa kabar baik?” tanya orang beriman itu. “Aku adalah amal baikmu.”
Orang beriman itupun berkata “Wahai Rabb-ku, bangkitkanlah hari kiamat
wahai Rabb-ku, bangkitkanlah hari kiamat, agar aku dapat kembali kepada
keluarga dan harta-hartaku.”
Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam melanjutkan sabdanya, “Dan sesungguhnya seorang hamba yang kafir
apabila dalam keadaan sakaratul maut dan menunggu tibanya saat pulang ke
negeri akherat, maka turunlah beberapa orang malaikat dari langit yang
berwajah hitam membawa kain dari bulu yang kasar. Lalu mereka duduk
didekatnya, sedang banyaknya sejauh mata memandang. Lalu datang pula
malaikat maut dan duduk disamping kepalanya.
Malaikat maut
berkata, “Wahai jiwa yang kotor, keluarlah menuju kemarahan dan
kemurkaan Allah.” Maka (mendengar ucapan itu) ruh orang kafir itu
bercerai-berai dalam tubuhnya. Lalu malaikat maut mencabutnya dari
jasadnya bagaikan mengeluarkan besi dari kain wol yang basah.
Maka seketika itu pula para malaikat yang duduk didekatnya langsung
mengambil dan meletakkannya kedalam kain kasar tersebut. Lalu ia keluar
darinya dengan menebarkan bau bangkai yang lebih busuk dari bau bangkai
apapun didnuia. Kemudian para malaikat naik membawanya menuju langit.
Setiap melewati kelompok malaikat, mereka bertanya, “Siapakah ruh yang
sangat busuk ini?” Maka para malaikat yang menggiringnya pun menjawab
seraya menyebutkan nama yang paling buruk yang dahulu diberikan untuknya
selama didunia.
Setibanya dilangit dunia, maka pintu langit
diminta untuk membuka, namun tidak dibukakan. Lalu Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam membaca firman Allah Ta’ala, “Sekali-kali
tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka
masuk surga, hingga unta masuk kelubang jarum (mustahil).” (Qs.
Al-A’raaf : 40).
Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Tulislah catatan hidupnya didalam neraka Sijjin dikerak bumi yang
paling dasar.” Kemudian ruhnya dilemparkan ke bumi. Lalu Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam membaca firman Allah subhanahu wa ta’ala
lagi, “Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ketempat yang jauh.” (Qs. Al-Hajj : 31)
Setelah ruh itu dikembalikan kejasadnya, maka datanglah dua malaikat
yang kemudian mendudukannya seraya berkata kepadanya, “Siapa Rabb-mu?”.
“Hah, hah, aku tidak tau.” Jawabnya
Dua malaikat itu kembali bertanya, “Apa agamamu?”.
“Hah, hah, aku tidak tau.” Jawabnya.
Dua malaikat kembali bertanya, “Siapakah laki-laki yang diutus kepadamu?”
“Hah, hah, aku tidak tau.” Sahutnya.
Maka terdengarlah seruan dari langit; “Sungguh dia telah berdusta,
siapkanlah permadani dari neraka untuknya, dan bukakanlah untuknya pintu
menuju neraka.”
Maka datanglah kepadanya dari pintu neraka itu
hawa yang panas, lalu kuburnya disempitkan hingga tulang-belulangnya
menjadi remuk. Kemudian datanglah seorang laki-laki berwajah jelek,
berpakaian buruk dan berbau busuk. Laki-laki itu berkata, “Bergembiralah
dengan orang yang akan menyusahkanmu, inilah hari yang telah dijanjikan
kepadamu.”
“Siapakah kamu, wajahmu seperti membawa keburukan?” tanya orang kafir itu.
“Aku adalah perbuatan jahatmu.” Jawabnya
Orang kafir itupun berkata, “Wahai Rabb-ku, janganlah Engkau bangkitkan hari kiamat.”
(HR. Ahmad IV/287. Shahih, lihat al-Musnad no. 18534 [XXX/503].
Diriwayatkan juga oleh Abu Daud III/546, an-Nasa’i IV/78, dan Ibnu Majah
I/494).
Imam ‘Abd bin Humaid meriwayatkan dalam musnad-nya
dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa
Sallam bersabda:
“Sesungguhnya apabila seorang hamba telah
diletakkan didalam kuburnya, lalu teman-temannya satu-persatu
meninggalkannya, dan sesungguhnya ia mendengar bunyi langkah kaki
mereka, maka datanglah dua malaikat. Setelah mendudukannya kedua
malaikat itu berkata kepadanya, “ Apa yang dahulu kamu katakan tentang
laki-laki ini (Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam)?” Jika dia orang
mukmin maka ia akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa sesungguhnya ia
adalah hamba dan utusan Allah.” Atas jawaban itu, maka dikatakan
kepadanya. “Pandanglah tempat tinggalmu dineraka. Sesungguhnya Allah
telah menggantikannya dengan tempat tinggal di surga.” Lalu Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, maka ia pun melihat kedua tempat
tinggal itu secara bersamaan.”
Qatadah berkata, “Disebutkan
kepada kami bahwa kubur orang yang beriman akan diluaskan sepanjang 70
hasta, lalu dipenuhi dengan taman-taman yang hijau hingga tiba saatnya
hari kiamat.” (Al-Muntakhab karya ‘Abn bin Humaid no. 1178)
Diriwayatkan oleh Muslim dari ‘Abd bin Humaid, dan an-Nasa’i dari hadits
Yunus bin Muhammad al-Muaddib. (HR. No. 2870, an-Nasa’i IV/97, dan
at-Tirmidzi no. 1071)
Al-Hafizh Abu ‘Isa at-Tirmidzi
rahimahullah telah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu,
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila mayat
(atau salah seorang kamu) telah dikuburkan, maka datanglah kepadanya dua
malaikat yang hitam (kulitnya) dan biru (matanya). Yang pertama bernama
Munkar dan yang kedua bernama Nakir. Kedua malaikat itu berkata, “Apa
yang kamu dahulu katakan tentang laki-laki ini?” Ia menjawab dengan apa
yang dahulu (ketika didunia) biasa ia katakan, “Dia adalah hamba dan
utusan Allah. Maka dari itu aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang
berhak di ibadahi (dengan benar) selain Allah dan aku juga bersaksi
bahwa Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya.” Maka berkatalah kedua
malaikat itu, “Sungguh kami dahulu telah mengetahui bahwa sesungguhnya
kamu memang mengucapkannya.” Kemudian atas jawaban itu, maka kuburnya
pun diluaskan 70 hasta dan diberikan cahaya yang meneranginya. Lalu
dikatakan kepadanya, “Tidurlah”, Orang itu berkata, “Kembalikanlah aku
kepada keluargaku, supaya aku dapat memberitahu (hal ini) kepada
mereka.” Maka berkatalah kedua malaikat itu, “Tidurlah bagai seorang
pengantin yang tidak akan dibangunkan melainkan oleh yang dicintainya
(yakni, tidur dalam keadaan menyenangkan) hingga Allah Subhanahu wa
Ta’ala sendiri yang akan membangunkan (membangkitkan)nya dari tempat
pembaringan itu.”
Namun jika yang mati itu adalah seorang
mnuafik, maka ia akan menjawab pertanyaan dua malaikat itu (dengan
katanya), “Aku dahulu mendengar orang-orang berkata (tentangnya), dan
akupun berkata seperti ucapan mereka, namun aku tidak tau.” Maka
berkatalah kedua malaikat itu, “Sungguh kami telah mengetahui bahwa
sesungguhnya kamu memang mengucapkannya.” Lalu diperintahkan kepada
bumi, “Himpitlah orang ini.” Maka bumipun menjepitnya hingga
tulang-belulang orang munafik itu remuk. Dan senantiasa didalam kubur ia
disiksa sampai Allah subhanahu wa ta’ala membangkitkannya dari tempat
pembaringan itu.”
(HR. At-Tirmidzi no. 1071. At-Tirmidzi mengatakan: Hadits ini hasan gharib)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, tentang firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia dan diakherat.”
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila dikatakan
kepadanya didalam kubur, “Siapa Rabb-mu? Apa agamamu? Dan Siapa
Nabimu?” Ia menjawab, “Allah Rabbku, Islam agamaku dan Muhammad Nabiku.
Ia (Muhammad) datang membawa penjelasan dari Allah, lalu akupun beriman
dan membenarkannya.” Maka dikatakan kepadanya, “Kamu benar, diatas
landasan itulah kamu hidup, mati dan akan dibangkitkan kembali.”
(At-Thabari XVI/596)
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku ada ditangnnya, sesungguhnya seseorang mayit
dapat mendengarkan suara telapak sendal kamu sekalian seketika berpaling
meninggalkannya. Lalu jika orang itu beriman, maka shalatnya akan
menemani didekat kepalanya, zakatnya disebelah kanan, puasanya disebelah
kiri, dan perbuatan-perbuatan baiknya, sepertii sedekah, menghubungkan
silaturahim dan kebaikannya terhadap oranglain akan menemaninya dibagian
kedua kaki. Sehingga ketika itu ia didatangi (malaikat maut) dari arah
kepala, maka shalatnya berkata, “Disini tidak ada jalan masuk.” Tatkala
ia didatangi dari sebelah kanan, zakatnya berkata, “disini tidak ada
tempat masuk.” Kemudian manakala ia didatangi lagi dari sebelah kirinya,
puasanya berkata, “disini tidak ada jalan masuk.” Dan ketika ia
didatangi lagi dari sebelah kaki, maka amal perbuatan baiknya pun
berkata, “Disini tidak ada jalan masuk.” Lalu dikatakanlah kepadanya,
“Duduklah!” maka iapun duduk. Sementara itu, dibayangkan seakan-akan
matahari akan terbenam.”
Kemudia dikatakan lagi kepadanya,
“Jawablah tentang apa yang kami tanyakan kepadamu (tentang Muhammad).”
Ia menjawab, “Biarkan aku shalat terlebih dahulu.” Maka dikatakan
kepadanya,”Sesungguhnya kamu pasti melakukanya, maka dari itu jawablah
apa yang kami tanyakan kepadamu.”
Orang beriman itupun berkata,
“Memangnya apa yang kamu tanyakan padaku?” Maka dikatakan kepadanya,
“Apa perkataanmu tentang laki-laki ini yang dahulu diutus kepada kamu?
bagaimana pendapatmu tentangnya? “
“Maksudnya Muhammad?” orang beriman itu balik bertanya. Maka dikatakan kepadanya, ”Iya”.
Orang beriman itupun berkata, “Aku bersaksi bahwa sesungguhnya dia
adalah utusan Allah, dan sesungguhnya ia telah datang membawa penjelasan
dari Allah, dan kamipun membenarkannya.”
Maka dikatakan
kepadanya, “Atas (keyakinan) itulah kamu telah dihidupkan, dimatikan dan
dibangkitkan kembali dengan seizin Allah.”
Kemudia kubur orang
beriman itupun diluaskan sepanjang 70 hasta dan diberikan lentera yang
meneranginya, serta dibukakan untuknya pintu menuju surga. Lalu
dikatakan kepadanya, “Lihatlah apa yang telah Allah janjikan untukmu
disurga.” (Dengan begitu), bertambah-tambahlah keinginan untuk
mendapatkan karunia (Surga) itu, dengan penuh kegembiraan.
Maka
ruhnya diletakkan didalam burung hijau yang bertengger dipohon surga,
sedangkan jasadnya dikembalikan menjadi tanah. Dan itulah firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia dan di akherat.”
(Ath-Thabari XVI/596). Diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban dan didalamnya
juga disebutkan tentang jawaban-jawaban orang kafir beserta siksaan
terhadapnya (tatkala pertanyaan serupa dilontarkan kepadanya). (HR. Ibnu
Hibban V/45).
‘Abdurrazzaq meriwayatkan dari Thawus tentang
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia,”
Yakni kalimat Laa Ilaaha illallah (Tidak ada ilah yang berhak di ibadahi
dengan benar kecuali Allah). Sedangkan firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala, “Dan di akherat” Yakni ketika menjawab pertanyaan didalam
kubur.” (Mushannaf ‘Abdurrazzaq II/342).
Sementara Qatadah
berkata, “Adapun dalam kehidupan didunia, maka Allah meneguhkan
orang-orang beriman dengan kebaikan dan amal perbuatan yang shalih.
Sedangkan diakherat adalah (ketika menjawab pertanyaan) didalam kubur”.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan lebih dari satu orang ulama salaf.
(Ath-Thabari XVI/602)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar