Sembuh dari Kanker Leher Rahim Stadium III setelah Bersedekah
Informasi yang diterima dari sang dokter
kepada sang suami terkait kondisi istrinya itu bagai petir nan
bergemuruh disertai kilat yang mengagetkan. Jika mampu, menolak atau
kembali ke masa lalu agar bisa mencegah adalah pilihan yang pasti
diambil. Namun, informasi itu bagai vonis hakim atas kesalahan
’terdakwa’ yang tinggal dieksekusi.
Lantaran tak menerima informasi yang
disampaikan oleh dokter itu, sang suami pun berupaya memeriksakan
istrinya kepada dua dokter yang lain. Berharap diagnosis dokter pertama
salah, ternyata dua dokter yang didatangi belakangan menyampaikan
informasi serupa. Sang istri positif mengidap kanker leher rahim (Ca
Cervix) stadium III.
Lepas berkonsultasi, jika hendak dilakuan
tindakan penyembuhan berupa terapi kimia dan sebagainya, sang dokter
menyebut angka delapan puluh juta rupiah. Meski terbilang kaya, rupaya
sang suami berpkir lain. Baginya bukan soal angkanya, tetapi melihat
kemungkinan yang tidak diinginkan. Apalagi, jika pun delapan puluh juta
tunai dibayarkan untuk tindakan, tak ada satu pun dokter ataupun rumah
sakit yang menjamin kesembuhan bagi istrinya itu.
Maka, sang suami menempuh jalan yang tak
biasa. Ia berniat mengumpulkan uang sejumlah itu, namun untuk
disedekahkan kepada yang berhak menerimanya. Senilai delapan puluh juta
itu dibagikan kepada panti asuhan, fakir miskin, janda, dan lainnya.
Selain itu sang suami memberikan
obat-obatan herbal kepada istrinya, secara rutin sesuai rekomendasi
tabib. Berbilang waktu kemudian, sang suami berniat memeriksakan
istrinya. Keduanya mendatangi dokter untuk memastikan kondisi penyakit
yang divoniskan beberapa bulan lalu.
Hampir tak percaya, pasangan suami istri
itu hanya bisa memuji nama Allah Ta’ala. Berdasarkan pemeriksaan dokter,
sama sekali tak dijumpai jejak kanker leher rahim yang divoniskan
kepada sang istri. Bersih. Istrinya sehat.
Allah Ta’ala yang menciptakan sakit, Dia
pula yang berikan obatnya. Dia Mahakuasa untuk menyembuhkan siapa yang
dikehendaki-Nya. Hanya dengan sekali “Kun”, maka terjadilah apa yang Dia
Kehendaki.
Dalam kaca mata keimanan, fenomena ini
bisa dijelaskan dengan Kemahakuasaan Allah Ta’ala. Dia memberikan
sesuatu sesuai sunnah-Nya. Kesembuhan yang Dia berikan dalam kisah nyata
di atas sudah melalui usaha panjang dari hamba-Nya dalam hitungan bulan
dengan pengorbanan harta, tenaga dan sumber daya yang tak sedikit.
Sedekah yang dipilih oleh sang suami
adalah kesadaran penuh bahwa Allah Ta’ala Mahakuasa. Ia tidak apatis
sebab masih menempuh jalan herbal bagi kesembuhan sang istri sebagai
sebentuk ikhtiar manusiawi. Hasilnya, Allah Ta’ala berikan kesembuhan
dengan bonus: sang istri hamil. Masya Allah…
Di dalam al-Qur’an, apa yang dilakukan
oleh pasangan suami istri ini telah digaransi dalam bab taqwa. Siapa
yang bertaqwa kepada Allah Ta’ala, maka Dia akan memberikan jalan keluar
dari arah yang tidak diduga-duga.
Patut dicatat, barangkali fenomena ini
tak lantas berlaku bagi semua orang. Sebab perbedaan tingkat iman, taqwa
dan kemampuan ekonomi, hendaknya tidak menyamaratakan kasus. Karena
dikhawatirkan seorang hamba akan ‘menyalahkan’ Allah Ta’ala tatkala
melakukan hal serupa, tapi hasilnya berbeda. [Pirman]
*Diceritakan ulang secara bebas dari buku “Muslim Klakson”.
sumber : http://kisahikmah.com/sembuh-dari-kanker-leher-rahim-stadium-iii-setelah-bersedekah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar