Bagaimana cara Anda berkomunikasi saat menyampaikan informasi di
depan orang banyak? Apakah Anda melihat ke dinding di depan Anda?
Melihat ke Naskah? Atau melihat ke audiens?
Melihat ke audiens, tapi cuma kepala, badan atau keningnya saja? Atau
melihat ke audiens, tetapi cuma sekilas saja bepindah dari satu audiens
ke audiens lain layaknya bergerak seperti sedang memperhatikan
pertandingan tenis tengok ke kiri dan ke kanan.
Bagaimana dengan kontak
mata Anda?
Saya baru menyadari bahwa saya pribadi ternyata jarang melakukan
kontak mata dengan para audiens saat sedang memberikan presentasi kecil
di kantor. Saya memang melihat ke audiens tetapi tidak pernah langsung
melihat ke mata mereka. Pernah sesekali melihat ke audiens untuk tahu
siapa saja yang hadir, tetapi ya itu cuma bergerak cepat dari satu
audiens ke audiens lain tanpa melakukan kontak mata.
Menurut para ahli public speaking, hal seperti itu kurang
baik. Kita seharusnya melakukan kontak mata dengan audiens karena kontak
mata akan membuat kita terhubung dengan audiens.
Kontak mata cerminan bahwa Anda sedang berbicara lansung dengan
audiens Anda. Selanjutnya, audiens akan merasakan hal yang sama. Mereka
merasa diperhatikan oleh Anda. Pada gilirannya, mereka akan sudi
mendengarkan dan menyimak apa yang Anda sampaikan.
Terlepas dari faktor budaya dan kebiasaan antar negara. Saya menyadari pentingnya saran tersebut, tetapi bagaimana melakukannya?
Banyak tips perihal kontak mata saat berbicara di depan publik,
tetapi sedikit sekali yang berbicara detail bagaimana melakukannya. Dan
dari semua tips tersebut, saya menyukai cara dibawah ini yang cukup
mudah bila ingin kita praktekan suatu saat nanti.
Cara kontak matanya adalah sebagai berikut:
1. Tatap mata audiens Anda untuk satu
kalimat penuh. Kira-kira 3-5 detik. Jangan tegang dan terpaku. Berikan
kontak mata natural. Bayangkan kontak mata saat Anda sedang berbicara
dengan Ayah, Ibu, Kakak, Adik, Istri atau orang terdekat Anda. Pada saat
itu, tatapan mata Anda sangat santai dan natural bukan? Lakukanlah
kontak mata seperti ini ke audiens Anda.
2. Pindahkan kontak mata Anda ke audiens
lain dengan durasi yang sama. Pertahankan tatapan mata natural Anda.
Senyumlah dengan mata Anda. Begitu selanjutnya, pindahkan kontak mata ke
audiens lainnya seakan Anda sedang berbicara satu persatu dengan
mereka.
3. Terus lakukan hal tersebut sesuai
aliran dari informasi yang hendak Anda sampaikan. Tidak perlu kuatir
kalau ternyata audiens Anda tidak memberikan perhatian. Jangan
tersinggung dan resah karena kita tidak sedang melakukan kontes adu
mata. Beralihlah ke audiens lain. Tetap jaga ekspresi natural Anda.
Bagaimana teman? Sepertinya cara tersebut bisa kita lakukan ya?
Namun, tunggu dulu. Cara tersebut sepertinya cuma efektif dan bisa kita
praktekkan kalau kita sedang berbicara didepan audiens yang jumlahnya
tidak begitu banyak. Lalu bagaimana kalau jumlah audiens kita mencapai
katakanlah lebih dari 30 orang? Masa mau melakukan kontak mata satu
persatu ke semua audiens kita?
Ada tips lainnya. Kita bisa gunakan teknik dengan membagi audiens
kita menjadi beberapa grup. Lakukan kontak mata dengan audiens dalam
grup-grup tersebut. Cara lain yang bisa kita lakukan adalah melakukan
kontak mata dengan barisan terdepan sambil sesekali melihat ke kumpulan
Audiens lainnya.
Pastinya, kita tidak bisa melakukan kontak mata ke semua audiens
dong, tetapi pada kasus ini perhatian biasanya akan muncul dan
ditularkan. Bila sebagian audiens sudah memberikan perhatian maka
biasanya audiens lain juga akan turut memperhatikan.
Kalau sudah ribuan orang datang untuk mendengarkan Anda, sudah bisa
dipastikan bahwa mereka datang dengan antusias untuk memperhatikan Anda.
Meskipun tidak semua bisa Anda ajak berkomunikasi lewat kontak mata.
Setuju ya.
Demikian para sahabat semua, cara kita melakukan kontak mata yang
nanti mau saya coba praktekkan bila ada kesempatan berbicara di depan
publik lagi. Sesungguhnya, ini hanya detail kecil saja dari cara kita
berkomunikasi di depan publik karena faktor-faktor lain juga harus kita
perhatikan.
Seperti yang pernah kita bahas dalam tulisan lalu. Kita juga harus
memperhatikan faktor-faktor lain seperti persiapan, teknik penyampaian,
dan lain sebagainya. Anda bisa membacanya kembali disini bila ingin mengingat atau mengetahuinya lagi.
Mungkin Anda punya pendapat lain atau ingin menambahkan? Silahkan
memberikan komentarnya dan silahkan juga bila mungkin ingin membagikan
ke teman dan sahabat lainnya.
sumber : http://dedenhendrayana.com/2013/08/02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar