1. Kisah Nabi Isa Alaihissalam
Al-Qur’an menerangkan dalam surat
AnNisaa’:157 bahwa Nabi Isa AS tidaklah dibunuh maupun disalib oleh orang-orang
Kafir. Adapun yang mereka salib adalah orang yang bentuk dan rupanya
diserupakan oleh Allah SWT seperti Nabi Isa AS (sebagian ulama berpendapat
orang yang diserupakan adalah muridnya yang berkhianat yang... bernama Yudas
Iskariot) dan karena ucapan mereka :
“Sesungguhnya kami telah membunuh AlMasih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa. (An Nisaa’ : 157)
Nabi Isa AS diselamatkan oleh Allah SWT dengan
jalan diangkat ke langit dan ditempatkan disuatu tempat yang hanya Allah SWT
yang tahu tentang hal ini. AlQur’an menjelaskan tentang peristiwa penyelamatan
ini. ”Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan
adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An Nisaa’ :158) (Khotib)
2. Kisah Nabi Khidir Alaihissalam
Pada
saat Raja Iskandar Dzul Qarnain pada tahun 322 S. M. berjalan di atas bumi
menuju ke tepi bumi, Allah SWT mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rofa’il
untuk mendampingi Raja Iskandar Dzul Qarnain. Di tengah perjalanan mereka
berbincang-bincang, Raja Iskandar Dzul Qarnain berkata kepada malaikat Rofa’il:
“Wahai malaikat Rofa’il ceritakan kepadaku tentang ibadah para malaikat di
langit ”, malaikat Rofa’il berkata, “Ibadah para mailaikat di langit di
antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya, dan ada
pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya ”.
Kemudian raja berkata, “Alangkah senangnya
seandainya aku hidup bertahun-tahun dalam beribadah kepada Allah ”.
Lalu malaikat Rofa’il berkata, “Sesungguhnya Allah
telah menciptakan sumber air bumi, namanya ‘Ainul Hayat’ yang berarti, sumber
air hidup. Maka barang siapa yang meminumnya seteguk, maka tidak akan mati
sampai hari kiamat atau sehingga ia mohon kepada Allah agar supaya dimatikan ”.
Kemudianya raja bertanya kepada malaikat Rofa’il,
“Apakah kau tahu tempat “Ainun Hayat itu?”.
mailaikat Rofa’il menjawab, “Bahwa sesungguhnya
Ainun Hayat itu berada di bumi yang gelap ”.
Setelah raja mendengar keterangan dari malaikat
Rofa’il tentang Ainul hayat, maka raja segera mengumpulkan ‘Alim Ulama’ pada
zaman itu, dan raja bertanya kepada mereka tentang Ainul Hayat itu, tetapi
mereka menjawab, “Kita tidak tahu khabarnya, namun seoarng yang alim di antara
mereka menjawab, “ Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat nabi Adam
AS, beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat di bumi yang
gelap ”.
“Di manakah tempat bumi gelap itu?” tanya raja.
Seorang yang alim menjawab, “Di tempat keluarnya
matahari”.
Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat
itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya. “Kuda apa yang sangat tajam
penglihatannya di waktu gelap ?”.
Para sahabat menjawab, “Kuda betina yang perawan”.
Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina
yang perawan-perawan, lalu raja memilih-milih di antara tentaranya, sebanyak
6000 orang dipilih yang cendikiawan dan yang ahli mencambuk.
Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS, bahkan
beliau menjabat sebagai Perdana Menteri. Kemudian berjalanlah mereka dan Nabi
Khidir AS berjalan di depan pasukannya dan mereka jumpai dalam perjalanan,
bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah kiblat.
Kemudian mereka tidak berhenti-henti menempuh
perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga sampai ditepi bumi yang gelap itu,
ternyata gelapnya itu memancar seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu
malam. Kemudian seorang yang sangat cendikiawan mencegah Raja masuk ke tempat
gelap itu dan tentara-tentaranya, berkata ia kepada raja. ”Wahai Raja,
sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk tempat yang gelap
ini karena tempat yang gelap ini berbahaya. ”
Lalu Raja berkata: ” Kita harus memasukinya, tidak
boleh tidak.”
Kemudian ketika Raja hendak masuk, maka meraka
semua membiarkannya. Kemudian Raja berkata kepada pasukannya: ”Diamlah,
tunggulah kalian ditempat ini selama 12 tahun, jika aku bisa datang pada kalian
dalam masa 12 tahun itu, maka kedatanganku dan menunggu kalian termasuk baik,
dan jika aku tidak datang sampai 12 tahun, maka pulanglah kembali ke negeri
kalian”.
Kemudian raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il: ”
Apabila kita melewati tempat yang gelap ini, apakah kita dapat melihat
kawan-kawan kita ?”.
“Tidak bisa kelihatan”,jawab malaikat Rofa’il,”
akan tetapi aku memberimu sebuah merjan atau mutiara, jika merjan itu ke atas
bumi, maka mutiara tersebut dapat menjerit dengan suara yang keras, dengan
demikian maka kawan- kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada
kalian.”
Kemudian Raja Iskandar Dzul Qurnain masuk ke tempat
yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya, mereka berjalan di tempat yang
gelap itu selama 18 hari tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah
melihat malam dan siang, tidak pernah melihat burung dan binatang liar,
sedangkan raja berjalan dengan didampingi oleh Nabi Khidlir AS.
Di saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi
wahyu keapda Nabi Khidlir AS, ”Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di
sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untuk kamu ”.
Setelah Nabi Khidlir menerima wahyu tersebut,
kemudian beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya: “ Berhentilah kalian di
tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian meninggalkan tempat kalian
sehingga aku datang kepada kalian. ”
Kemudian beliau berjalan menuju ke sebelah kanan
jurang, maka didapatilah oleh beliau sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu.
Kemudian Nabi Khidlir AS turun dari kudanya dan beliau langsung melepas
pakaiannya dan turun ke “Ainul Hayat” (sumber air kehidupan) tersebut, dan
beliau terus mandi dan minum sumber air kehidupan tersebut, maka dirasakan oleh
beliau airnya lebih manis daripada madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul
hayat tersebut, kemudian beliau keluar dari tempat Ainul Hayat itu terus
menemui Raja Iskandar Dzulkarnain, sedangkan raja tidak tahu apa yang sedang
terjadi pada Nabi Khidlir AS, tentang melihat Ainul Hayat dan mandi.
(Menurut riwayat yang diceritakan oleh Wahab bin
Munabbah), dia berkata, bahwa Nabi Khidlir AS adalah anak dari bibi Raja
Iskandar Dzul Qarnain. Dan raja Iskandar Dzulkarnain keliling di dalam tempat
yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh Raja sinar seperti kilat,
maka terlihat oleh Raja, bumi yang berpasir merah dan terdengar oleh raja suara
gemercik di bawah kaki kuda, kemudian Raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il:
“Gemercik ini adalah suara benda apabila seseorang mengambilnya, niscaya ia
akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya, niscaya ia akan menyesal juga. ”
Kemudian di antara pasukan ada yang membawanya namun
sedikit, setelah mereka keluar dari tempat yang gelap itu, ternyata bahwa benda
tersebut adalah yakut yang berwarna merah dan jambrut yang berwarna hijau, maka
menyesallah pasukan yang mengambil itu karena mengambilnya hanya sedikit,
demikianlah pula pasukan yang tidak mengambilnya, bahkan lebih menyesal.
Diriwayatkan oleh Ats-tsa’Labi dari: Iman Ali Rodliayllohu ‘ anhu.
·
Cerita
ini dikutib dari kitab “ Baidai’iz karangan Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas
halaman 166 – 168. Penerbit: Usaha Keluarga s Semarang.
·
Cerita
dari Kitab Nuzhatul Majalis Karangan Syeikh Abdul Rohman Ash-Shafuri. Penerbit
Darul Fikri Bairut Halaman 257 – 258. (Salafy Tobat)
3. Kisah Nabi Idris Alaihissalam
Lalu
keduanya menerusakan perjalanan sampai empat hari lamanya dan selama itu pula
Nabi Idris AS menemukan keanehan yang ada pada Malaikat itu dan Nabi Idris AS
bertanya: ”Hai tuan, kamu ini sebenarnya siapa?”,
Malaikat itu menjawab: ”Saya adalah malaikat
pencabut nyawa”.
Nabi Idris AS bertanya:” Apakah kamu akan mencabut
nyawa manusia?”,
Malaikat menjawab:”Ya”,
Nabi Idris AS bertanya: ”Apakah kamu juga mencabut
nyawa selama dalam perjalanan bersama saya?”,
Malaikat menjawab: ”Ya, saya telah mencabut
beberapa nyawa manusia dan sesungguhnya nyawa manusia itu adalah bagaikan hidangan
makanan, sebagai mana kamu menghadapi sesuap makanan saja”.
Nabi Idris AS berkata: ”Dan apakah kamu datang ini
untuk mencabut nyawa saya atau sekedar berkunjung?”,
Malaikat menjawab: ”Saya datang hanya untuk
berkunjung”,
Nabi Idris AS berkata: ”kalau begitu saya punya
hajat kepadamu”,
Malaikat menjawab: ”Hajat apa, hai Nabi Idris?”
Nabi Idris AS berkata: ”Saya ingin agar kamu
mencabut nyawa saya, lalu memohonlah kepada Allah untuk menghidupkan saya
sehingga saya bisa beribadah kepada Allah sesudah merasakan sakitnya mati”.
Malaikat menjawab: ”Sungguh saya tidak bisa
mencabut nyawa seseorang tanpa seijin Allah”.
Lalu Allah SWT berfirman kepada Malaikat: ”Cabutlah
nyawa Idris!”.
Kemudian malaikat itu mencabut nyawa Nabi Idris AS
dan matilah Nabi Idris AS lalu Malaikat menangis sambil merendahkan diri untuk
memohon kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi Idris AS kembali, kemudian
Allah menghidupkan Nabi Idris AS, lalu malaikat bertanya: ”Hai Nabi Idris
bagaimana rasanya mati itu?”.
Nabi Idris AS berkata:”Sungguh rasanya mati itu
bagaikan binatang yang dikuliti dalam keadaan masih hidup, sedang rasa mati itu
melebihi 100X lipat rasa sakit binatang yang dikuliti dalam keadaan masih
hidup”.
Malaikat menjawab:”Hai Nabi Idris, padahal saya
mencabut nyawamu itu dengan cara hati-hati dan sangat halus dan ini belum
pernah saya lakukan kepada siapapun”.
Nabi Idris AS berkata: ”Saya mempunyai hajat yang
lain kepadamu, yaitu ingin melihat neraka jahannam, agar saat melihat itu saya
lebih banyak beribadah kepada Allah”.
Malaikat menjawab: ”Sungguh saya tidak bisa masuk
neraka jahannam tanpa ada izin dari Allah”, lalu Allah SWT berfirman kepada
Malaikat: ”Pergilah kamu bersama Nabi Idris ke neraka jahannam”.
Kemudian malaikat bersama Nabi Idris AS pergi ke
neraka jahannam, maka Nabi Idris AS dapat melihat segala yang dipersiapkan
untuk menyiksa di neraka jahannam, lalu keduanya kembali dari neraka jahannam.
Nabi Idris AS berkata: ”Saya punya hajat lagi kepada kamu, agar kamu mengajakku
pergi ke syurga,dan setelah itu saya akan menjadi hamba yang lebih taat dalam
beragama”.
Malaikat berkata: ”Saya tidak bisa masuk syurga
tanpa ada ijin dari Allah”.
Lalu Allah SWT berfirman: ”Hai Malaikat pergilah
kamu bersama Idris ke syurga”.
Dan keduanya pergi ke syurga dan berhanti di depan
pintu syurga, maka Nabi Idris AS dapat melihat segala kenikmatan yang ada dalam
syurga, melihat kerajaan yang banyak, melihat anugerah yang banyak dan melihat
pepohonan dan buah-buahan yang beraneka macam ragamnya.
Nabi Idris berkata: ”Wahai Malaikat, saya telah
merasakan mati, telah melihat segala macam siksaan dalam neraka, lalu mohonlah
kepada Allah, agar ia memberi izin saya masuk ke syurga, sehingga saya dapat
minum air syurga dan sakit saya menjadi hilang serta terhindar dari neraka
jahannam”.
Lalu Allah Berfirman kepada malaikat: ”Masuklah
kamu ke syurga bersama Idris”, kemudian keduanya masuk syurga dan Nabi Idris AS
meletakan sandalnya di bawah salah satu pohon di syurga, dan setelah keluar
dari syurga.Nabi Idris berkata kepada Malaikat: ”Sungguh sandal saya tertinggal
di syurga, maka kembalikan saya ke syurga”, dan setelah Nabi Idris AS tiba di
syurga, Nabi Idris AS tidak mau di ajak keluar, ia ingin tetap tinggal dalam
syurga, hingga Malaikat berteriak:”Hai Nabi Idris, keluarlah”,
dan Nabi Idris AS tetap tidak mau keluar, dan
berkata: ” Karena Allah telah berfirman”: “Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati…”(Q.Surat Ali’imran ayat 185), Sedang saya telah merasakan mati.
Dan Allah Berfirman: “Dan tidak seorangpun darimu, melainkan mendatangi neraka
itu….” (Q.Surat Maryam ayat 71). Dan sungguh saya telah memasuki neraka
jahannam, dan Allah juga berfirman: “…….. dan sekali-kali mereka tidak akan di
keluarkan dari padanya (syurga)”. (Q.Surat AL Hijr ayat 48)”.
Malaikat berkata: ”Lantas siapa yang akan
mengeluarkan mu?”.
Lalu Allah berfirman kapada Malaikat:
”Tinggalkanlah Nabi Idris di syurga, sungguh Aku telah menetapkannya, bahwa ia
termasuk ahli syurga”, kemudian Malaikat itu meninggalkan Nabi Idris AS di
syurga dan tetaplah Nabi Idris AS berada dalam syurga untuk selama-lamanya.
(Blog Anak Indonesia Timur).
4.
Kisah Nabi Ilyas Alaihissalam
Ketika sedang
beristirahat datanglah Malaikat kepada Nabi Ilyas AS, Malaikat itu datang untuk
menjemput ruhnya. Mendengar berita itu, Nabi Ilyas AS menjadi sedih dan
menangis.
“ Mengapa engkau bersedih?” tanya Malaikat maut.
“ Tidak tahulah.” Jawab Nabi Ilyas AS.
“Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan
dunia dan takut menghadapi maut ?” tanya Malaikat.
“Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali
karena aku menyesal tidak boleh lagi berzikir kepada Allah, sementara yang
masih hidup boleh terus berzikir memuji Allah, ” jawab Nabi Ilyas AS.
Saat itu Allah SWT lantas menurunkan wahyu kepada
Malaikat agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi
Ilyas AS berzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas AS ingin terus hidup
semata-mata karena ingin berzikir kepada Allah SWT. Maka berzikirlah Nabi Ilyas
AS sepanjang hidupnya.
“ Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu
serta berzikir kepada-Ku sampai akhir nanti. ” Firman Allah SWT.
sumber: http://tezaraulia.blogspot.com/2012/12