dakwatuna.com – Subhanallah, Allah swt menyifati hamba-Nya yang mendapat kemuliaan-Nya, seperti firman-Nya dalam surah Al Furqan (25) : 63-64 “Adapun
hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang
berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh
menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan,
‘Salam’. Dan orang–orang yang menghabiskan malam untuk beribadah kepada
Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri“.
Dr.Aidh Al Qarni
dalam bukunya “Al Quran Berjalan“ antara lain menulis “Salah satu
rahasia kemenangan dan kesuksesan Rasulullah SAW adalah karena beliau
menjadikan ibadah dan ketaatan kepada Allah sebagai bekal perjuangan.
Allah memerintahkan beliau untuk menjadi ahli ibadah agar beliau memikul
beban dan tugas risalah-Nya yang maha berat itu“.
Semua Nabi dan
Rasul serta manusia pasti mempunyai masalah. Bahkan makin dekat
kedudukan hamba di sisi-Nya makin berat ujiannya. Tapi Allah Maha
Bijaksana. Dia menciptakan shalat malam sebagai senjata ajaib yang
teramat ampuh untuk melihat dan mencari solusi semua persoalan dan
permasalahan hidup, antara lain seperti firman-Nya “Fiihaa yufraqu kullu amrin hakiim“ (Ad-Dukhan : 4) “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah“.
Allah
swt menyatakan perintah (dalam hal ini anjuran) shalat di tengah malam,
jika ingin memperoleh “bonus“ dari-Nya berupa keistimewaan yang tak
diberikan selain kepada mereka yang menghidupkan malamnya dengan ibadah
dan dzikir. Fudhail bin Iyadh berkata “Di antara akhlak para nabi dan
orang–orang bersih yang menjadi pilihan yang suci di hati mereka, maka
manusia ada tiga macam : lemah lembut, suka bertobat dan menunaikan
shalat dari sebagian waktu malam untuk qiyamul lail“. Rasulullah SAW
bersabda “Ketahuilah bahwa mukmin yang paling mulia adalah yang paling
bisa memanfaatkan sebagian malam harinya untuk melakukan Qiyamul Lail“.
Orang
yang dimuliakan Allah swt, di dunia saja mereka akan selalu mendapat
perhatian dan pertolongan Allah dalam semua situasi. Kelebihan ini tanpa
diminta atau diharapkan pasti akan muncul dengan sendirinya, sebagai
anugerah Allah atas seseorang yang istiqamah bangun di tengah malam,
melakukan ibadah, berdzikir dan berdo’a yang jarang sekali dilakukan
oleh kebanyakan orang.
Dalam sebuah riwayat hadis disebutkan :
Dari Sahal bin Sa’ad ra berkata “Rasulullah SAW bersabda ‘Jibril telah
datang kepadaku, seraya berkata : ‘Wahai Muhammad, hiduplah engkau
semaumu, namun sadarilah bahwa engkau pasti mati !. Cintailah orang yang
engkau mau, namun ketahuilah engkau pasti berpisah dengannya.
Kerjakanlah apa yang engkau mau, namun ketahuilah bahwa engkau akan
dibalas atas segala perbuatanmu itu. Ketahuilah sesungguhnya kemuliaan
seorang mukmin adalah karena ibadahnya yang ia lakukan di malam hari,
dan keagungannya adalah tidak butuhnya ia kepada orang lain“
(HR.Thabrani). Dalam kaitan itu maka Zamaakashari rahimahullah
berpendapat “Kehormatan seorang mukmin adalah berdirinya di malam hari
“.
Diantara contohnya. Tatkala pasukan nabi Daud AS yang
jumlahnya dan persenjataannya sangat tidak seimbang menghadapi
kekuatan dahsyat pasukan Jalut, nabi Daud berdo’a “Ya Allah,
limpahkanlah kepada kami kesabaran dan menangkanlah kami atas
orang-orang kafir“. Setelah membaca do’a itu, Allah swt langsung memberi
pertolongan dengan menurunkan pasukan malaikat, sehingga pasuka Daud as
yang hanya berjumlah sekitar 300 orang itu dapat memukul mundur pasukan
Jalut yang berjumlah besar. Bahkan nabi Daud as sendiri dapat membunuh
Jalut dengan ‘pelantingnya‘. Nabi Daud as dan pasukannya mendapat
kemenangan bukan karena persenjataan lahir yang hebat tetapi
keyakinannya terhadap kekuatan senjata bathin yaitu do’a kepada Allah
swt. Nabi Daud as dan umatnya, dikenal istiqamah melaksanakan Qiyamul
Lail.
Ali bin Abi Thalib ra berkata “Saya melihat kami semua pada
malam perang Badar, semua tertidur, kecuali Rasulullah SAW yang berada
dibawah pohon dalam keadaan shalat dan menangis sampai tiba waktu subuh“
(HR.Ahmad – Nasai – Ibnu Huzaimah). Ibnu Mas’ud salah seorang ‘ ajudan ‘
Nabi SAW berkata “ Kami tak pernah mendengar satu rintihan pun yang
demikian memilukan oleh seseorang, kecuali rintihan Rasulullah Muhammad
SAW kepada Allah pada hari perang Badar. Sambil menangis beliau berdo’a
‘Ya Allah aku menyenandungkan apa yang Engkau janjikan kepadaku“
(HR.Ath-Thabrani). Do’a Rasulullah SAW langsung diijabah oleh Allah
swt. Maka Allah pun menurunkan ayat ke 9 dari surah Al Anfal “Ingatlah,
ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya
bagimu: ‘Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan
seribu malaikat yang datang berturut-turut“. Allah benar-benar menepati
janji-Nya itu dengan kemenangan yang gilang gemilang berkat
pertolongan-Nya melalui balatentara malaikat.
Shalat tahajjud
memberikan gelar kepada seseorang di alam malakut tertinggi, jika ia
senantiasa menjaga untuk melakukannya. Adapun gelar yang diberikan itu
adalah “Al Mutahajjid“, yaitu orang yang senantiasa mendirikan shalat
tahajjud. Mereka yang mendapat gelar ini, atas perintah Allah para
malaikat akan menolongnya di dalam banyak masalah sulit yang
dihadapinya. Simak antara lain dalam surah Fushilat (41) : 30)
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah
‘kemudian istiqamah, maka malaikat–malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata)’ Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu
bersedih hati dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang
telah dijanjikan kepadamu “.
Rasulullah SAW bersabda “Ketika Allah
mengumpulkan manusia pertama sampai terakhir, akan datang seorang yang
menyeru dengan suara yang dapat didengar segala khalayak. ‘Seluruh yang
berkumpul hari ini akan mengetahui, siapa yang paling pantas mendapat
kemuliaan‘. Kemudian penyeru itu kembali berseru, ‘Berdirilah wahai
orang-orang yang dahulu‘ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya‘.
Ternyata jumlah mereka sedikit sekali (Wa qaliilum min
‘ibadiyasysyakur)”.
Seorang ulama teman Al Junaid, tidak lama
setelah Al Junaid wafat bertemu dalam mimpi “Apa yang dilakukan Allah
kepadamu ?“. Al Junaid menjawab “Telah hancur tulangku, telah lenyap
ilmuku, sedikitpun tak bisa menolongku, kecuali hanya beberapa rakaat
yang pernah kukerjakan di tengah malam “.
sumber : http://www.dakwatuna.com/2015/02/23/64396/cerita-dan-inspirasi-tahajjud/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar