Nama lengkapnya adalah Hamzah Abu Imarah bin ‘Abdul Muthalib bin
Hasyim bin ‘Abdi Manaf al-Qurasy. Beliau merupakan paman Nabi ,
sekaligus saudara se-persusuan, serta kerabat dekatnya dari jalur ibu.
Dilahirkan dua tahun sebelum Nabi.
Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan pemuda Quraisy yang mulia dan
paling kuat kesadarannya akan harga diri. Ia juga seorang pemanah ulung,
cerdas dan berakhlak mulia. Ia memeluk Islam pada penghujung tahun
keenam kenabian, lebih tepatnya pada bulan Dzulhijjah tiga hari sebelum
keislaman ‘Umar bin Khaththab.
Karena kecerdasan dan ketangguhannya, Rosululloh pernah menugasi
Hamzah sebagai orang pertama yang membawa panji dalam Islam. Beliau
menunjuknya menjadi komandan atas 30 pasukan berkuda dari kalangan
Muhajirin dalam perang Saiful Bahar.
Hamzah merupakan pahlawan dalam setiap peperangan yang diikutinya.
Dalam perang Badar ia banyak menewaskan jagoan-jagoan kafir Quraisy. Ia
adalah orang yang pertama kali melemparkan benih-benih kekalahan ke
wajah-wajah pasukan kafir Quraisy. Ia membunuh orang yang pertama kali
menyulut api peperangan, al-Aswad bin Abdul Asad.
Selain al-Aswad, banyak tokoh-tokoh kafir Quraisy yang berakhir
riwayatnya pada perang Badar di tangan Hamzah seperti, Syaibah bin
Rabi’ah, Thu’aimah bin Adiy, ‘Utbah bin Rabi’ah dan yang lainnya. Hamzah
telah berjasa besar dalam tercapainya kemenangan yang gemilang bagi
kaum Muslimin di perang Badar.
Di sisi lain, kematian Thu’aimah bin Adiy di perang Badar telah
menggoreskan luka yang mendalam bagi Jubair bin Muth’im selaku
keponakannya. Ia sesumbar ingin membalas dendam atas kematian pamannya
kepada Hamzah. Jubair menjanjikan kepada budaknya yang bernama Wahsyi
bahwa jika ia berhasil membunuh Hamzah, maka ia akan dimerdekakan.
Tibalah waktu yang dinantikan bagi Jubair bin Muth’im untuk mengobati
lukanya karena dendam. Pasukan Alloh dan pasukan setan saling
berhadapan di Uhud. Perang berkecamuk dengan sangat dahsyat. Seperti
biasa, Hamzah tampil sebagai pahlawan yang menciutkan nyali
musuh-musuhnya. Ia bagaikan onta abu-abu yang lincah di tengah-tengah
pasukan, ia mengobrak-abrik pasukan musuh dan tidak ada yang dapat
menghadangnya. Bahkan, ia berhasil menewaskan 30 orang pasukan kafir
Quraisy.
Namun, Hamzah tidak menyadari bahwa telah ada yang mengincarnya di
tengah kecamuk peperangan. Wahsyi sang budak Habsyi –yang mempunyai
keahlian melempar tombak– telah siap siaga untuk melemparkan tombaknya
ke arah Hamzah. Hingga saatnya tiba, Wahsyi melemparkan tombaknya dan
berhasil mengenai Hamzah di bagian bawah perut hingga menembus keluar
lewat selangkangannya. Hamzah sang singa Alloh gugur sebagai syuhada.
Sungguh, syahidnya Hamzah merupakan sebuah musibah besar. Namun,
musibah tersebut bertambah parah ketika mayatnya dicincang orang-orang
kafir. Perutnya dirobek-robek, hatinya dikeluarkan, kedua telinga dan
hidungnya pun dipotong.
Demi melihat keadaan mayat pamannya yang demikian, Rosululloh
bersabda, “Tidak akan ada lagi orang yang mengalami sepertimu, wahai
Hamzah. Aku belum pernah mengalami kondisi sesedih ini. Jibril datang
dan memberitahu bahwa nama Hamzah termaktub di penghuni langit yang
tujuh dengan nama Hamzah bin Abdul Muthalib, Asad Alloh (singa Alloh)
dan Asad Rosulih (singa Rosul-Nya).” [Nzal/hsm]
sumber : http://panjimas.com/inspirasi/2015/01/30/mengenal-lebih-dekat-hamzah-bin-abdul-muthalib-semoga-alloh-meridhainya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar