Mari
turut berpartisipasi memproduksi berjuta kebaikan, Jangan puas
hanya melaksanakan yang wajib. Shalat Fardhu jangan dilalaikan,
lengkapi dengan shalat sunnah, ada shalat rawatib, shalat malam,
shalat dhuha dan lainnya. Puasa Romadhan kita laksanakannya, puasa
sunnah kita kerjakan semampu kita, ada puasa 6 hari di bulan
syawal, puasa 3 hari setiap bulan, puasa senin dan kamis, dll.
Bersihkan harta dengan mengeluarkan zakat, tumbuh suburkan harta
anda agar lebih berkah dan semakin berkembang sehingga dapat
memberikan manfaat lebih banyak dengan menginfaqkannya di jalan
Allah niscaya Allah akan ganti dengan yang lebih baik, jika di
dunia belum ada ganti di akhirat kita menyesal, mengapa tidak
menginfaqkannya lebih banyak lagi.
Siapa yang ingin usaha maju mendapat keuntungan yang berlipat-lipat? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin penyakit segera sembuh? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin cepet dapet jodoh? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin urusannya dimudahkan? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin ujiannya lulus? Ayo Berinfaq!
Berapakah seharusnya saya berinfaq?
Inilah rumus matematika sedekah.
Siapa yang menginkan 10, infaqkan saja 1
Siapa menginfaqkan 1, ia akan dapat 10
Jika
anda punya uang 1 juta dan ingin mendapatkan uang dua juta, cukup
anda infaqkan 200 ribu, namun jika anda menginginkan yang 10 juta,
infaqkan saja semuanya yang satu juta.
Jika perusahaan
menginginkan keuntungan hingga seratus maka anda mesti menginfaqkan
sebesar sepuluh juta, atau jika perusahaan anda keuntungannya bersih 1
milyar menginginkan penambahan keuntungan hingga 2 milyar,
perusahaan anda mesti keluarkan infaq 200 juta.
Jika anda
sakit, dan sang dokter memberikan rincian biaya yang mesti
dikeluarkan selama 1 bulan perawatan adalah 100 juta, maka untuk
mempercepat kesembuhan infaqkan saja 10 juta
Segera buktikan
ayat-ayat Allah bahwa itu akan tergantikan 10 kali lipat bahkan bisa
lebih dari 700 kali lipat, anda mesti yakin. Berbagilah kepada
sesama, kepada orang-orang yang disekitar anda yang lebih membutuhkan
dan tunggulah keajaiban itu tidaklah lagi akan datang.
Jika
itu terbukti, anda mesti menjadi orang yang ketagihan dalam
berinfaq. Lihatlah orang-orang yang disekeliling anda yang lebih
membutuhkan dari anda. Kunjungilah orang-orang yang tak mampu,
Alihkan
belanja anda yang tadinya ke toko besar ke warung-warung kecil di
sekitar anda, belanja sayuran kepada tukang sayur keliling,
mudah-mudahan itu akan lebih membantu mereka
Dari Abu
Hurairah r.a: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. lalu
berkata: “Ya Rasulullah, sedekah manakah yang teragung pahalanya?”
Rasulullah s.a.w. bersabda: “jikalau engkau bersedekah, sedangkan engkau itu masih sehat, dan
sebenarnya engkau merasa sayang mengeluarkan sedekah itu, karena takut
menjadi fakir dan engkau amat mengharap-harapkan untuk menjadi
kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda,
sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkong lalu berkata:
“Untuk si Fulan itu, yang ini dan untuk si Fulan ini, yang itu,
sedangkan orang yang engkau maksudkan itu telah memiliki apa yang hendak
kau berikan.” (Muttafaq ‘alaih)
SEDEKAH tidak perlu menunggu harta cukup nishab atau menunggu banyak harta.
Dianjurkan untuk senantiasa bersedekah dalam kondisi apapun. Sebagaimana Firman Allah Swt yang artinya: “(Yaitu)
orang-orang yang menafkahkan/menyedekahkan (hartanya), baik di
waktu lapang (banyak rizki) maupun sempit (tidak banyak rizki), dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Al-Imron (3): 134)
Sahabat Ali bin Abi Thalib dalam sebuah riwayat ketika memiliki
empat dirham. Ia menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham
saat siang hari, satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham
lagi secara diam-diam.
Sedekah
adalah penolak bala, penyubur pahala dan pelipat ganda rizki;
sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu
terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya
hingga tujuh ratus kali lipat. (QS. Al-Baqarah (2): 261)
”Adapun
orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan
menyiapkan baginya jalan yang mudah (kesuksesan).” (QS. Al-Lail (92): 5-7)
“Siapakah
yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan
melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.
Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah
kamu dikembalikan” (QS. Al Baqarah: 245)
Siapakah yang dapat memberi keuntungan 700 kali lipat?
Allah
berfiman : "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
(QS. 2 : 261)
Harta tidak akan pernah bisa mempertahankan
kehidupan di muka bumi. Sehebat apapun usaha manusia untuk
memperpanjang hidupnya, kematian pasti akan tiba pada saat yang telah
ditentukan. Sebelum
menyesal, masih ada kesempatan untuk membuat harta kita menjadi
abadi. Caranya: transferlah harta anda ke akhirat. Salurkan kekayaan
anda melalui lembaga-lembaga sosial yang membantu fakir miskin dan
anak yatim, lebih dari itu wakafkan harta anda untuk pelayanan
sosial seperti masjid, sekolah pendidikan agama dan rumah sakit.
Dari sini harta anda akan bergerak mencarikan pahala untuk anda.
Dari sini kecapean yang selama ini anda lakukan tidak akan menjadi
sia-sia. Anda kelak ditunggu oleh harta anda di surga.
Do'a kita untuk yang rajin berinfaq
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat.
Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,
sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”
(HR Bukhary 5/270)
Supaya Cepat Kaya Ayo Lipatgandakan harta anda dengan shadaqah
Ayo buktikan !!!
Jangan lupa sertakan harapan anda... mintalah hajat anda...
Terbukti Shadaqah penuh keajaiban...
harta menjadi berkah, berlimpah dan penuh manfaat...
----> Mau sembuh dari sakit, ayo shadaqoh
----> Mau dapat anak, pancing dengan shadaqah
----> Anda mau apa, lakukan shadaqah, lalu mintalah hajat anda pada Allah...
Jangan Kapok harta anda berkurang karena shadaqah...
Makin bertambah harta karena shadaqah, tentu semakin rutin anda shadaqah...
Lakukan dari keluarga terdekat, tetangga dan orang-orang yang ada disekitar anda, semoga menjadi orang yang bermanfaat...
Bahagia dunia akhirat, Ayo Shadaqah.....
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan Hanya Engkaulah yang
kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang
telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Ya Allah kabulkanlah do'a kaum muslimin di penjuru bumi..
Ya Allah kabulkanlah do'a-do'a kami...
Ya Allah kami telah berusaha mengorbankan harta kami tuk perjuangan menegakkan kalimat-Mu...
kami korban harta kami tuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan ke lebih banyak orang di seluruh penjuru bumi...
Ya
Allah sembuhkanlah diantara kami yang sedang sakit, sembuhkanlah
keluarga kami, sembuhkanlah tetangga kami, sembuhkanlah teman-teman...
Ya Allah di antara kami ada yang belum memiliki keturunan, berikanlah segera amanah itu,
Ya Allah berilah kami keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengarkan do`a.
Ya Allah jadikanlah anak-anak kami, anak2 yang shaleh dan shalehah...
"Wahai
Allah limpahkanlah rahmat atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw;
sebanyak aneka rupa rizqi. Wahai Dzat Yang Maha Meluaskan rizqi
kepada orang yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Luaskan dan
banyakanlah rizqiku dari segenap setiap penjuru dan perbendaharaan
rizqi-Mu tanpa pemberian dari makhluk, berkat kemurahan-Mu jua.
Dan limpahkanlah pula rahmat dan salam atas dan para sahabat
beliau. "
"Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Kaya,
wahai Dzat Yang Maha Terpuji, wahai Dzat Yang memulai, wahai Dzat
Yang Mengembalikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang, wahai Dzat
Yang Maha Mencintai. Cukupilah kami dengan kehalalan-Mu dari
keharaman-Mu. Cukupilah kami dengan anugerah-Mu dari selain Engkau.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam atas junjungan kita
Nabi Muhammad Saw. keluarga dan sahabat beliau."
"Dengan
nama Allah, semoga Engkau menjaga diri kami, harta kami dan agama
kami. Wahai Allah, ridhailah kami dari ketetapan-Mu dan berilah
berkah kepada kami pada segala apa yang telah Engkau putuskan
sehingga kami Tidak suka apa yang Engkau mempercepatkan apa yang
Engkau akhirkan dan tidak pula menyukai mengakhirkan apa yang,
Engkau cepatkan. "
"Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201).
"Ya
Tuhan, janganlah Engka siksa kami karena lupa atau bersalah. Ya
Tuhan, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana telah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya
Tuhan, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup
kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kamj, dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami
dalam mengalahkan orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).
"Ya
Tuhan sungguh kami telah mendengar seruan yang menyeru kepada
iman: "Barimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya
Tuhan, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan
kami, serta matikanlah kami beserta orang-orang yang banyak
berbuat kebajikan. Ya Tuhan, berilah kami apa yang telah Engkau
janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul-Mu, dan
janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat nanti. Sungguh
Engkau sama sekali tidak akan pernah menyalahi janji." (QS. Âli Imrân: 193-294).
Penolong Misterius
Ketika senja telah turun mengganti siang dengan malam, seorang
laki-laki bergegas mengambil air wudhu. Memenuhi panggilan adzan yang
bergaung indah memenuhi angkasa.
"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.
Khusyuk
sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di
keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama
untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas
sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.
Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.
"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.
Ali
Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang
penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya.
Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan
bahan-bahan makanan lainnya.
Di tengah malam yang gelap gulita
itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas
punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah
memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah
orang-orang yang membutuhkannya.
Di saat suasana hening dan
sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan
sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.
"Alhamdulillah...,
harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,"kata Ali Zainal
Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar
menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya.
Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu.
"Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!" seru orang yang mendapat jatah makanan.
"Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!" sambut yang lainnya.
Begitu
pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan
karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah
mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di
kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah
orang-orang yang kelaparan.
"Sungguh! Kita terbebas
darikesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang tidak
diketahui!" kata orang miskin ketika pagi tiba.
"Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...," timpal seorang temannya.
Dari
kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang
mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan
memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang
bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin
bertambah keuntungan.
Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya?
Ali
Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami
kelaparn. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang
kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan
kepada mereka.
Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin
memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam
kegelapan. Tiba-tiba tanpa di duga seseorang melompat dari semak
belukar. Lalu menghadangnya!
"Hei! Serahkan semua harta
kekayaanmu! Kalau tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan
sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin.
Beberapa saat Ali
terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. "Ayo cepat!
Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.
"Aku...aku...,"
Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan
karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu
terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya
tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya.
Dan orang itu tak bisa melawan Ali.
"Siapa kau?!" tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu.
"Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,"katanya ketakutan.
"Kenapa kau merampokku?" Tanya Ali kemudian.
"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.
Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus.
"Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat..."
"Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?" kata Ali.
Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub.
"Sekarang pulanglah!" kata Ali.
Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis.
"Tuan,
terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada
Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh
sesal.
Ali tersenyum dan mengangguk.
"Hai, orang yang
tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha
pengampun." Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah
kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya.
"Aku minta,
jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku
pada malam ini...," kata Ali sebelum orang itu pergi." Cukup kau
doakan agar Allah mengampuni segala dosaku," sambung Ali.
Dan
orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun
bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung
makanan untuk orang-orang miskin.
Suatu ketika Ali Zainal
Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke
rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang.
Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung di pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya.
"Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?"
"Itu
adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan
Ali ke seratus rumah di Madinah," kata orang yang bertobat itu dengan
rasa haru.
Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber
rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal
Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa
kehilangan.
Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan
seraya berdo'a," Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin
Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.
Sedekah yang Utama
Shadaqah adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang
lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang
bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran shadaqah tersebut.
Di antara shadaqah yang utama menurut Islam adalah sebagai
berikut:
1. Shadaqah Sirriyah
Yaitu
shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini
sangat utama karena lebih medekati ikhlas dan selamat dari sifat
pamer. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Jika
kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika
kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir,
maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan
menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2:271)
Yang
perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah, bahwa yang
utama untuk disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir
miskin secara khusus. Hal ini dikarenakan ada banyak jenis shadaqah
yang mau tidak mau harus tampak, seperti membangun sekolah,
jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan lain
sebagainya.
Di antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada
fakir miskin adalah untuk menutup aib saudara yang miskin
tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak
diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada
di bawah, bahwa dia orang papa yang tak punya sesuatu apa pun.Ini
merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan terhadap orang
fakir.
Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alihi wasallam
memuji shadaqah sirriyah ini, memuji pelakunya dan memberitahukan
bahwa dia termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah nanti
pada hari Kiamat. (Thariqul Hijratain)
2. Shadaqah Dalam Kondisi Sehat
Bersedekah
dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada berwasiat
ketika sudah menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan
tipis harapan kesembuhannya. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Shadaqah
yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan
sehat dan bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan
takut fakir. Maka jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai
tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, untuk fulan
sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim)
3. Shadaqah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi
Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Dan
mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah,
"Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. 2:219)
Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Tidak
ada shadaqah kecuali setelah kebutuhan (wajib) terpenuhi." Dan
dalam riwayat yang lain, "Sebaik-baik shadaqah adalah jika kebutuhan
yang wajib terpenuhi." (Kedua riwayat ada dalam al-Bukhari)
4. Shadaqah dengan Kemampuan Maksimal
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam,
"Shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal orang yang tak punya. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu." (HR. Abu Dawud)
Beliau juga bersabda,
"Satu dirham telah mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat bertanya," Bagaimana itu (wahai Rasululullah)? Beliau menjawab, "Ada
seseorang yang hanya mempunyai dua dirham lalu dia bersedakah
dengan salah satu dari dua dirham itu. Dan ada seseorang yang
mendatangi hartanya yang sangat melimpah ruah, lalu mengambil
seratus ribu dirham dan bersedekah dengannya." (HR. an-Nasai, Shahihul Jami')
Al-Imam al-Baghawi rahimahullah
berkata, "Hendaknya seseorang memilih untuk bersedekah dengan
kelebihan hartanya, dan menyisakan untuk dirinya kecukupan karena
khawatir terhadap fitnah fakir. Sebab boleh jadi dia akan menyesal
atas apa yang dia lakukan (dengan infak seluruh atau melebihi
separuh harta) sehingga merusak pahala. Shadaqah dan kecukupan
hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasululllah shallallahu ‘alihi wasallam tidak mengingkari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuyang
keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi tahu persis kuatnya
keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga beliau
tidak khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Nabi khawatir
terhadap selain Abu Bakar. Bersedekah dalam kondisi keluarga
sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak
hutang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena
membayar hutang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang
memang butuh adalah lebih utama. Kecuali jika memang dirinya
sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meski
sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan juga itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin.” (Syarhus Sunnah)
5. Menafkahi Anak Istri
Berkenaan dengan ini Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Seseorang apabila menafkahi keluarganya dengan mengharapkan pahalanya maka dia mendapatkan pahala sedekah." ( HR. al-Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda,
"Ada
empat dinar; Satu dinar engkau berikan kepada orang miskin, satu
dinar engkau berikan untuk memerdekakan budak, satu dinar engkau
infakkan fi sabilillah, satu dinar engkau belanjakan untuk
keluargamu. Dinar yang paling utama adalah yang engkau nafkahkan
untuk keluargamu." (HR. Muslim).
6. Bersedekah Kepada Kerabat
Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memiliki kebun kurma yang sangat indah dan sangat dia cintai, namanya Bairuha'. Ketika turun ayat,
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai." (QS. 3:92)
Maka
Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa Bairuha'
diserahkan kepada beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak
beliau. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam menyarankan
agar ia dibagikan kepada kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan
apa yang disarankan Nabi tersebut dan membaginya untuk kerabat dan
keponakannya.(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Nabi shallallahu ‘alihi wasallam juga bersabda,
"Bersedakah
kepada orang miskin adalah sedekah (saja), sedangkan jika kepada
kerabat maka ada dua (kebaikan), sedekah dan silaturrahim." (HR. Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan, adalah memberikan nafkah kepada dua kelompok, yaitu:
-
Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,
”(Yaitu)
melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari
kelaparan, (kepada) anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, atau
orang miskin yang sangat fakir.” (QS. 90:13-16)
-
Kerabat yang memendam permusuhan, sebagaimana sabda Nabi,
"Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzai, Shahihul jami')
7. Bersedekah Kepada Tetangga
Allah subhanahu wata’ala
berfirman di dalam surat an-Nisa' ayat 36, di antaranya berisikan
perintah agar berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh. Dan Nabi juga telah bersabda memberikan wasiat
kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
"Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu." (HR. Muslim)
8. Bersedekah Kepada Teman di Jalan Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Dinar
yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang untuk
keluarganya, dinar yang dinafkahkan seseorang untuk kendaraannya
(yang digunakan) di jalan Allah dan dinar yang diinfakkan seseorang
kepada temannya fi sabilillah Azza wa Jalla." (HR. Muslim)
9. Berinfak Untuk Perjuangan (Jihad) di Jalam Allah
Amat banyak firman Allah subhanahu wata’ala yang menjelaskan masalah ini, di antaranya,
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah.” (QS. 9:41)
Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala,
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka
itulah orang-orang yang benar.” (QS. 49:15)
Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Barang siapa mempersiapkan (membekali dan mempersenjatai) seorang yang berperang maka dia telah ikut berperang." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Namun
perlu diketahui bahwa bersedekah untuk kepentingan jihad yang
utama adalah dalam waktu yang memang dibutuhkan dan mendesak,
sebagaimana yang terjadi pada sebagian negri kaum Muslimin. Ada pun
dalam kondisi mencukupi dan kaum Muslimin dalam kemenangan maka
itu juga baik akan tetapi tidak seutama dibanding kondisi yang
pertama.
10. Shadaqah Jariyah
Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Jika
manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal;
Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih yang
mendoakannya." (HR. Muslim).
Di antara yang termasuk
proyek shadaqah jariyah adalah pembangunan masjid, madrasah,
pengadaan sarana air bersih dan proyek-proyek lain yang
dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.
Sumber:
Buletin “Ash-Shadaqah fadhailuha wa anwa’uha”, Ali bin Muhammad al-Dihami.
http://www.lazyaumil.org/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=101
http://pribadimanfaat.blogspot.com
1 komentar:
alhamdulillah, artikelnya sangat bermanfaat sekali, dan jadi lebih memahami arti besar kecilnya sodakoh untuk duni dan akhirat ...
Posting Komentar