Rabu, Desember 26, 2012

Allah SWT Maha Melihat


Suatu ketika, seorang pemuda bergelimang dosa mendatangi Ibrahim bin Adham. ”Aku sudah tercebur maksiat cukup dalam. Bagaimana aku dapat berhenti dari semua perbuatan tercela ini?”

Ibrahim bin Adham terdiam sejenak, lalu berucap, ”Jika kamu bisa memegang lima hal ini, niscaya kau terjauh dari perbuatan maksiat. Pertama, jika kau berbuat maksiat, usahakanlah Allah tidak melihat perbuatanmu.” Orang itu terperangah. ”Lalu, kenapa kau berbuat dosa seakan-akan Allah tidak melihatmu?” Pemuda itu tertunduk malu, ”Katakanlah yang kedua!”

”Jika kau masih berbuat maksiat, jangan lagi kau makan rezki Allah.” Kembali pendosa itu kaget, ”Bagaimana mungkin? Bukankah semua rezki datang dari Allah? Air liur di mulutku ini pun datang dari Allah.”

Ibrahim berkata, ”Pantaskah memakan rezki Allah sedang kita membangkang perintah dan melanggar larangan-Nya? Ibarat kamu numpang makan kepada orang, sementara setiap saat kau selalu mengecewakannya dan ia melihat perbuatanmu, masihkah kamu punya muka untuk terus makan darinya?”

”Sekarang katakanlah yang ketiga!”
Ketiga, jika kau masih berbuat dosa, janganlah tinggal di bumi Allah.” Air mata pemuda itu menitik.

Keempat, jika kau masih berbuat maksiat, dan suatu saat malaikat maut datang mencabut nyawamu sebelum kau sempat bertobat, tolaklah. Janganlah mau nyawamu dicabut.”

”Tak seorang pun mampu menolak datangnya malaikat maut....”

”Jika begitu, mengapa kamu masih berbuat maksiat? Tidakkah terpikir olehmu, jika suatu saat ketika malaikat maut datang justru pada saat kamu sedang mencuri, menipu, berzina atau melakukan dosa lainnya?”

Pemuda itu tak kuasa menahan tangis. ”Lalu, hal apa yang terakhir?”

Kelima, jika kamu masih ingin berbuat dosa dan malaikat maut sudah mencabut nyawamu justru ketika kamu sedang berbuat dosa, maka janganlah mau kalau nanti malaikat Malik memasukkanmu ke Neraka. Mintalah kesempatan hidup sekali lagi!”

”Bagaimana bisa? Bukankah hidup hanya sekali?”

Ibrahim berkata, ”Karena hidup hanya sekali, kenapa kita masih menyia-nyiakan hidup ini dengan menumpuk dosa?”

”Cukup! Aku tak sanggup lagi mendengar,” ucap pemuda itu seraya menangis lalu pergi meninggalkan Ibrahim bin Adham. Sejak itu ia tak lagi mendekati maksiat dan orang-orang mengenalnya sebagai seorang ahli ibadah. 

Tidak ada komentar: