Selasa, Februari 24, 2015

Cerita dan Inspirasi Tahajjud


dakwatuna.com – Subhanallah, Allah swt menyifati hamba-Nya yang mendapat kemuliaan-Nya, seperti firman-Nya dalam surah Al Furqan (25) : 63-64 “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, ‘Salam’. Dan orang–orang yang menghabiskan malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri“.

Dr.Aidh Al Qarni dalam bukunya “Al Quran Berjalan“ antara lain menulis “Salah satu rahasia kemenangan dan kesuksesan Rasulullah SAW adalah karena beliau menjadikan ibadah dan ketaatan kepada Allah sebagai bekal perjuangan. Allah memerintahkan beliau untuk menjadi ahli ibadah agar beliau memikul beban dan tugas risalah-Nya yang maha berat itu“.


Semua Nabi dan Rasul serta manusia pasti mempunyai masalah. Bahkan makin dekat kedudukan hamba di sisi-Nya makin berat ujiannya. Tapi Allah Maha Bijaksana. Dia menciptakan shalat malam sebagai senjata ajaib yang teramat ampuh untuk melihat dan mencari solusi semua persoalan dan permasalahan hidup, antara lain seperti firman-Nya “Fiihaa yufraqu kullu amrin hakiim“ (Ad-Dukhan : 4) “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah“.

Allah swt menyatakan perintah (dalam hal ini anjuran) shalat di tengah malam, jika ingin memperoleh “bonus“ dari-Nya berupa keistimewaan yang tak diberikan selain kepada mereka yang menghidupkan malamnya dengan ibadah dan dzikir. Fudhail bin Iyadh berkata “Di antara akhlak para nabi dan orang–orang bersih yang menjadi pilihan yang suci di hati mereka, maka manusia ada tiga macam : lemah lembut, suka bertobat dan menunaikan shalat dari sebagian waktu malam untuk qiyamul lail“. Rasulullah SAW bersabda “Ketahuilah bahwa mukmin yang paling  mulia adalah yang paling bisa memanfaatkan  sebagian malam harinya untuk melakukan Qiyamul Lail“.

Orang yang dimuliakan Allah swt, di dunia saja mereka akan selalu mendapat perhatian dan pertolongan Allah dalam semua situasi. Kelebihan ini tanpa diminta atau diharapkan pasti akan muncul dengan sendirinya, sebagai anugerah Allah atas seseorang yang istiqamah bangun di tengah malam, melakukan ibadah, berdzikir dan berdo’a yang jarang sekali dilakukan oleh kebanyakan orang.


Dalam sebuah riwayat hadis disebutkan : Dari Sahal bin Sa’ad ra berkata “Rasulullah SAW bersabda ‘Jibril telah datang kepadaku, seraya berkata : ‘Wahai Muhammad, hiduplah engkau semaumu, namun sadarilah bahwa engkau pasti mati !. Cintailah orang yang engkau mau, namun ketahuilah engkau pasti berpisah dengannya. Kerjakanlah apa yang engkau mau, namun ketahuilah bahwa engkau akan dibalas atas segala perbuatanmu itu. Ketahuilah sesungguhnya kemuliaan seorang mukmin adalah karena ibadahnya yang ia lakukan di malam hari, dan keagungannya adalah tidak butuhnya ia kepada orang lain“ (HR.Thabrani). Dalam kaitan itu maka Zamaakashari rahimahullah berpendapat “Kehormatan seorang mukmin adalah berdirinya di malam hari “.

Diantara contohnya. Tatkala  pasukan nabi Daud AS yang jumlahnya  dan persenjataannya sangat tidak seimbang   menghadapi kekuatan dahsyat  pasukan Jalut, nabi Daud berdo’a “Ya Allah, limpahkanlah kepada kami kesabaran dan menangkanlah kami atas orang-orang kafir“. Setelah membaca do’a itu, Allah swt langsung memberi pertolongan dengan menurunkan pasukan malaikat, sehingga pasuka Daud as yang hanya berjumlah sekitar 300 orang itu dapat memukul mundur pasukan Jalut yang berjumlah besar. Bahkan nabi Daud as sendiri dapat membunuh Jalut dengan ‘pelantingnya‘. Nabi Daud as dan pasukannya mendapat kemenangan bukan karena persenjataan lahir yang hebat tetapi keyakinannya terhadap kekuatan senjata bathin  yaitu do’a kepada Allah swt. Nabi Daud as dan umatnya, dikenal istiqamah melaksanakan Qiyamul Lail.

Ali bin Abi Thalib ra berkata “Saya melihat kami semua pada malam perang Badar, semua tertidur, kecuali Rasulullah SAW yang berada dibawah pohon dalam keadaan shalat dan menangis sampai tiba waktu subuh“ (HR.Ahmad – Nasai – Ibnu Huzaimah). Ibnu Mas’ud salah seorang ‘ ajudan ‘ Nabi SAW berkata “ Kami tak pernah mendengar satu rintihan pun yang demikian memilukan oleh seseorang, kecuali rintihan Rasulullah Muhammad SAW kepada Allah pada hari perang Badar. Sambil menangis beliau berdo’a ‘Ya Allah aku menyenandungkan apa yang Engkau janjikan kepadaku“ (HR.Ath-Thabrani). Do’a Rasulullah SAW langsung diijabah oleh Allah swt.  Maka Allah pun menurunkan ayat ke 9 dari surah Al Anfal “Ingatlah, ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: ‘Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut“. Allah benar-benar menepati janji-Nya itu dengan kemenangan yang gilang gemilang berkat pertolongan-Nya melalui balatentara malaikat.

Shalat tahajjud memberikan gelar kepada seseorang di alam malakut tertinggi, jika ia senantiasa menjaga untuk melakukannya. Adapun gelar yang diberikan itu adalah “Al Mutahajjid“, yaitu orang yang senantiasa mendirikan shalat tahajjud. Mereka yang mendapat gelar ini, atas perintah Allah para malaikat akan menolongnya di dalam banyak masalah sulit yang dihadapinya. Simak antara lain dalam surah Fushilat (41) : 30) “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah ‘kemudian istiqamah, maka malaikat–malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata)’ Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu “.

Rasulullah SAW bersabda “Ketika Allah mengumpulkan manusia pertama sampai terakhir, akan datang seorang yang menyeru dengan suara yang dapat didengar segala khalayak. ‘Seluruh yang berkumpul hari ini akan mengetahui, siapa yang paling pantas mendapat kemuliaan‘. Kemudian penyeru itu kembali berseru, ‘Berdirilah wahai orang-orang yang dahulu‘ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya‘. Ternyata jumlah mereka sedikit sekali (Wa qaliilum min ‘ibadiyasysyakur)”.

Seorang ulama teman Al Junaid, tidak lama setelah Al Junaid wafat bertemu dalam mimpi “Apa yang dilakukan Allah kepadamu ?“. Al Junaid  menjawab “Telah hancur tulangku, telah lenyap ilmuku, sedikitpun tak bisa menolongku, kecuali hanya beberapa rakaat yang pernah kukerjakan di tengah malam “.

sumber : http://www.dakwatuna.com/2015/02/23/64396/cerita-dan-inspirasi-tahajjud/

Tidak ada komentar: